Mengenal Tari Penguton Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, Ada Sejak Abad 18
Tari Penguton adalah tari yang tumbuh di Kayuagung dan kemudian menjadi tari penghormatan bagi tamu agung yang datang ke Komering Ilir.
Tari ini menjadi warisan budaya tak benda dari Sumatera Selatan.
Mengenal Tari Penguton Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, Ada Sejak Abad 18
Tari Penguton
Tari Penguton merupakan tari tradisional yang berasal dari Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.
Mengutip dari jurnal Makna Simbolik Tari Penguton di Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatra Selatan yang ditulis oleh Retna Susanti, Tari Penguton adalah tari yang tumbuh di Kayuagung dan kemudian menjadi tari penghormatan bagi tamu agung yang datang ke Komering Ilir.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Mengapa Tari Petake Gerinjing penting bagi budaya Indonesia? Kemudian, tarian ini bukanlah hanya sekedar seni tradisional saja, tetapi juga menjadi sarana menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan pesan moral.
-
Dimana tari tradisional berkembang? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
-
Apa itu Tari Piriang Suluah? Tari Piriang Suluah ini bukanlah tarian biasa. Kesenian ini menggambarkan kehidupan para petani dan juga gerakannya terinsipirasi dari aktivitas ketika bercocok tanam.
-
Apa itu Songket Palembang? Salah satu kekayaan budaya tradisional di Sumatra Selatan yaitu Songket Palembang.
-
Siapa yang mengembangkan Tari Topeng Kaliwungu? Mbah Nemo adalah tokoh yang berjasa besar dalam mengembangkan tarian ini.
Sejarah Tari Penguton
Tari Penguton adalah tari penghormatan yang diciptakan oleh Aisyah, putri dari seorang kepala desa yang bernama Pangeran H. Bakri di tahun 1820 silam.
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, mulanya gerakan tarian ini sangat sederhana namun disempurnakan oleh keluarga Pengeran Bakri.
Irama lagu tarian ini diberi nama“Hayok” oleh keluarga Pangeran Bakri. Dalam arti bergerak melawan arus.
Tersirat dari gerakan tarian yang tampak lambat dan monoton, bak menggambarkan melwah arus.
Warisan Budaya Sumatera Selatan
Diketahui, Tari Penguton ini telah ada sejak abad XVIII. Tari ini pun menjadi warisan budaya tak benda dari Sumatera Selatan.
Penguton berasal dari kata uton yang dalam bahasa setempat berarti sambut. Sementara penguton diartikan sebagai penyambutan.
Sesuai dengan asal-usul namanya, tarian ini digunakan untuk penyambutan tamu.
Menyambut Presiden Soekarno
Menjelang tahun 1950, Tarian ini pernah digunakan untuk menyambut kehadiran Presiden Soekarno sebagai Presiden RI pertama.
Pada tahun 1959, diketahui tarian ini pernah dibawa ke Istana Negara sebagai persembahan budaya.
Selanjutnya pada tahun 1950, tarian ini diakui oleh Pemerintah Provinsi sebagai akar dari terciptanya sekapur sirih Provinsi yaitu lahirnya Tari Gending Sriwijaya.
Tari Penguton juga ditampilkan pada upacara adat yang juga disebut Upacara Penguton.
Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan yang diberikan kepada tamu yang diagungkan oleh masyarakat Kayuagung seperti raja, kepala suku atau marga, penghulu, presiden, Menteri, gubernur, bupati, dan lain sebagainya.
(Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Selain itu, Tari Penguton hanya ditampilkan di acara tertentu yang tidak bisa dilihat secara bebas atau tidak sembarang waktu dan tempat.
Tari ini dilakukan oleh sembilan gadis yang masih perawan dan merupakan utusan atau perwakilan dari sembilan desa atau marga yang ada.
Sembilan desa itu yaitu Kayuagung, Perigi, Kotaraya, Kedaton, Jua-jua, Mangunjaya, Paku, Sukadana, dan Sidakersa.
Dalam setiap gerakannya, terdapat makna tersendiri yang disampaikan.
Seperti gerakan berhimpo, nyungguk, menghasta, kenage, seluang, mayok, sembah, kecubung, ngisung, sonai mojong, ngondik, dan konoi mahabo.
(Foto : Instagram@
pesonasriwijaya)