Menikmati Bubur Kanji Rumbi, Sajian Buka Puasa Khas Aceh yang Sudah jadi Tradisi
Aceh sangat terkenal dengan budaya Islam yang sudah mendarah daging di setiap lapisan masyarakat. Ketika Ramadan tiba, banyak tradisi-tradisi yang hadir setiap setahun sekali.
Berangkat dari sebuah hidangan berbuka puasa, kini menjadi sebuah tradisi yang sudah dijalankan secara turun-temurun. Menu hidangan berbuka yang lezat dan unik ini adalah bubur kanji rumbi.
(Foto: Liputan6.com)
Menu yang satu ini kerap muncul di masjid-masjid Aceh saat menjelang buka puasa. Bubur kanji rumbi sudah menjadi menu favorit dan diburu masyarakat Aceh. Bahkan, makanan ini kerap menjadi menu takjil yang dibagikan kepada masyarakat secara gratis.
Seperti apa kelezatan dan tradisi bagi-bagi bubur kanji rumbi di Aceh? Simak ulasan informasinya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Sejak Zaman Sultan Aceh
Mengutip Liputan6.com, menu bubur kanji rumbi sudah ada sejak cukup lama yakni zaman Kesultanan Aceh. Bagaimana tidak, bubur dengan bumbu rempah ini menjadi menu favorit para raja pada saat itu.
Bukan hanya menu hidangan di meja kerajaan saja, bubur kanji rumbi sudah pasti disajikan untuk para tamu keistimewaan kerajaan terutama saat Ramadan.
Pembuatan bubur ini tergolong mudah. Apabila kamu penasaran dengan rasanya, tak perlu jauh-jauh ke Aceh. Cukup dengan membuatnya sendiri di rumah meski menggunakan aneka macam bumbu rempah.
Menu Hidangan Berbuka
Di salah satu masjid di Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh ini sudah menjalankan tradisi bagi-bagi bubur kanji rumbi kepada masyarakat terutama untuk menu buka puasa.
Biasanya masjid ini akan memasak dua kuali besar berisi bubur kanji rumbi yang nantinya disajikan untuk kurang lebih sebanyak 200 orang secara gratis.
berita untuk kamu.
"Setiap masuk bulan puasa sudah jadi ciri khas di sini memasak Bubur Kanji Rumbi karena memang sudah tradisi turun-temurun,"
ucap Pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Furqan, Muhammad Al Kausar mengutip ANTARA (16/3).
Dicetuskan Ulama
Tradisi bagi-bagi bubur ini awalnya dilakukan oleh ulama asal India bernama Ustaz Said Yusuf Assegaf pada 1996 silam. Ia juga menjadi salah satu tokoh penting dalam memperkenalkan hidangan bubur kanji rumbi yang diwariskan turun-temurun.
Saat ini, tradisi tersebut banyak mendapat respons positif dari masyarakat. Tak tanggung-tanggung, banyak orang dermawan yang menyumbangkan uang untuk membeli bahan baku pembuatan bubur ini.
Agar tidak punah, tradisi ini selalu hadir setiap tahun sebagai bentuk merawat tradisi agar tidak kalah dengan teknologi. Bahkan dari pihak masyarakat sudah mewariskan kepada generasi muda untuk ikut andil dalam kegiatan tersebut.
"Maka dari itu kita terus menjadi donatur agar bisa mengadakan kegiatan ini secara terus menerus. Kemudian, kita ajak juga pemuda-pemuda Gampong untuk ikut mengamati dan bisa menjadi juru dapur dalam meracik bumbu,"
tutup Pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Furqan.
- Adrian Juliano
Jajanan khas Kota Jambi ini pastinya tidak pernah luput dari peminatnya terutama saat Bulan Ramadan tiba sebagai menu takjil untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaKue Talam merupakan kudapan tradisional Suku Banjar. Kue ini terbuat dari bahan dasar santan dan tepung.
Baca SelengkapnyaBubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca SelengkapnyaBerikut bahan-bahan yang diperlukan agar ketupat menjadi lebih sedap.
Baca SelengkapnyaRoti Sele Samahani ini jadi pendamping kopi yang nikmat.
Baca Selengkapnya