Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal
Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis
Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal
Setiap daerah biasanya punya menu khas berbuka puasa. Di Masjid Agung Kendal, ada menu kuliner Ramadan bernama bubur lodeh.
-
Sayur lodeh khas daerah mana? Itulah resep berbagai macam sayur lodeh yang bisa direcook di rumah. Sangat simpel, bukan? Selamat mencoba!
-
Apa hidangan spesial di Masjid Gedhe Kauman? Hari Kamis di Bulan Ramadan menjadi hari spesial, karena di hari itu takmir masjid menyajikan menu favorit, gulai kambing.
-
Apa itu Sayur Lodeh? Sayur lodeh memang menjadi salah satu olahan sayuran favorit banyak orang. Baik itu anak-anak, remaja, orang tua hingga lansia.
-
Apa yang menjadi favorit pengunjung di Pasar Ramadan Kebon Kacang? Menu takjil di sini super lengkap. Bakwan Pontianak sama ayam cabai hijau jadi favorit pengunjung.
-
Dimana lokasi Pasar Ramadan Kebon Kacang? Terdapat sebuah rekomendasi tempat untuk mencari menu berbuka puasa, yakni di wilayah Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
-
Apa kuliner khas Aceh yang lezat saat Ramadan? Kelezatan Kuah Beulangong Menggugah Selera Menu unik Khas Aceh ini selalu ada di Pertengahan bulan suci Ramadan.
Dilansir dari Liputan6.com, bubur lodeh disediakan oleh takmir masjid sebagai menu berbuka puasa para jemaah.
Kabarnya, tradisi menghidangkan bubur lodeh saat berbuka puasa di Masjid Agung Kendal sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Saat itu banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga sulit membeli makanan untuk berbuka puasa.
Melihat kondisi sulit itu, takmir masjid kemudian ikut membantu membuatkan sebuah makanan untuk masyarakat yang berbuka puasa.
Menu bubur lodeh dengan bahan utama kluwih dipilih karena pada saat itu di sekitar Masjid Agung Kendal banyak pohon kluwih. Sehingga para takmir masjid hanya perlu memetiknya tanpa harus membeli.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi memberikan buka puasa dengan bubur lodeh kemudian dijaga dan dilakukan terus sampai sekarang. Setiap harinya di bulan Ramadhan, kurang lebih 150 porsi disiapkan untuk jemaah yang berbuka puasa di masjid.
Masa pandemi COVID-19 tidak menghalangi penyajian bubur lodeh saat Bulan Ramadan. Saat itu bubur tersebut disajikan pada piring-piring. Namun demi menjaga kesehatan, kini bubur lodeh dikemas dalam mangkuk plastik.
Para jemaah masjid yang ikut menyantap bubur lodeh saat buka puasa mengatakan bahwa makanan tersebut sederhana namun tetap nikmat saat disantap saat waktu berbuka.
Bubur Lodeh di Bantul
Tak hanya di Kendal, ternyata penyajian bubur lodeh sebagai menu buka puasa dijumpai di Kampung Kauman, Desa Pijirejo, Kecamatan Pandak, Bantul.
Namun sajian khas ini hanya ada di satu masjid, yaitu Masjid Sabilurrosyad. Tak seperti sajian takjil yang biasa diantar warga sekitar, bubur dan sayur lodeh dimasak langsung di dapur masjid setempat.
Para ibu dan remaja putri itu menyiapkan puluhan hingga ratusan piring bubur dengan kuah lodeh untuk para jemaah.
Foto: YouTube Bantul TV
Punya Makna Filosofis
Di balik kelezatan serta ciri khasnya, ternyata penyajian bubur lodeh punya makna filosofis. Bubur juga dapat diartikan sebagai “beber” yang berarti dakwah dan “babar” yang mengandung maksud menjangkau.
Dengan begitu, diharapkan penyajian bubur sayur lodeh menjadi alat dakwah yang bisa efektif dan menjangkau segala kalangan.
“Bubur itu juga berasal dari kata ‘bibirin’ artinya hal yang bagus. Artinya kalau mau ke masjid kita akan mendapatkan hal yang bagus,” kata Takmir Masjid Sabilurrosyad, Haryadi, dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.