Mengenal Tari Ratoh Jaroe, Simbol Semangat dan Tekad Kuat Wanita Aceh
Salah satu kesenian dari Tanah Rencong ini secara kasat mata memang mirip seperti Tari Saman. Namun, nyatanya masih terdapat beberapa perbedaan.

Salah satu kesenian dari Tanah Rencong ini secara kasat mata memang mirip seperti Tari Saman. Namun, nyatanya masih terdapat beberapa perbedaan.

Mengenal Tari Ratoh Jaroe, Simbol Semangat dan Tekad Kuat Wanita Aceh
Provinsi Aceh selain terkenal dengan kultur agama Islam yang cukup kental, daerah yang dijuluki sebagai Tanah Rencong ini memiliki kesenian tradisional berupa tarian, salah satunya Tari Ratoh Jaroe.
Tarian khas Nanggroe Aceh Darussalam ini banyak yang mengira masih menjadi satu kesatuan dengan Tari Saman. Secara gerakan, kedua tarian ini memiliki unsur kemiripan namun pada praktiknya unsur-unsur tersebut jelas berbeda.
(Foto: djkn.kemenkeu.go.id)
Tidak seperti tarian lainnya yang sudah ada sejak puluhan hingga ratusan tahun, Tari Ratoh Jaroe baru diciptakan pada tahun 2000 oleh Dek Gam, seniman asal Aceh.
Meski tergolong baru, Tari Ratoh Jaroe tentunya memiliki makna dan sebuah simbol yang menunjukkan sebuah keperkasaan dan juga keagungan. Ingin tahu lebih banyak tentang tarian ini? Simak informasinya yang dihimpun merdeka.com (12/6) dari berbagai sumber berikut ini.
Perbedaan dengan Tari Saman
Mengutip situs indonesia.go.id, letak perbedaan antara Tari Saman dengan Tari Ratoh Jaroe diawali pada bagian gerakannya. Tari Saman cenderung gerakan badannya lebih menonjol, sementara Tari Ratoh Jaroe lebih banyak gerakan tangan yang dipadukan dengan gerakan badan.
Dari segi sejarah, kedua tarian ini sangatlah berbeda jauh. Tari Ratoh masih tergolong baru dan belum bisa disebut sebagai tari tradisional. Sementara Tari Saman sudah ada sejak lama dan telah menjadi ikon budaya Provinsi Aceh.
Semangat Para Wanita Aceh
Tari Ratoh Jaroe ini didesain untuk membangkitkan semangat para wanita Aceh yang dikenal sebagai sosok tidak pantang menyerah, pemberani, dan kompak satu sama lain.
Setiap gerakan yang dihasilkan dari tarian ini sangat seirama dan dipenuhi dengan teriak yang meledak-ledak seakan membakar semangat para wanita. Tari ini memang memiliki arti mendalam, yaitu mencerminkan puji-pujian dan zikir kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan pada bagian penarinya, Tari Ratoh Jaroe dimainkan oleh seorang perempuan yang biasanya berumlah genap. Apabila Tari Saman cenderung dimainkan oleh kaum laki-laki.
(Foto: indonesia.go.id)

Diiringi Musik Rapai
Dalam pelaksanaannya, Tari Ratoh diiringi dengan musik Rapai yang menjadi alat musik tradisional asli Aceh. Kemudian para penari harus menyesuaikan dengan irama Rapai dan melantunkan syair serta membalas syair dari syahi.
Setiap gerakan tarian dilakukan dengan tempo pelan hingga tempo cepat. Para penari ini biasanya sambil mendendangkan lagu, menepuk dada, lalu menjentikkan jari sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan posisi duduk, namun sesekali berdiri.
Penari Ratoh Jaroe biasanya menggunakan kostum polos berwarna kuning, hijau, merah, dan lainnya yang dipadukan dengan songket khas Aceh, dan menggunakan hijab lengkap dengan ikat kepala polos berwarna.