Mengenal Tari Gegerit, Simbol Spirit Perjuangan Perempuan Lahat dalam Melawan Penjajahan
Kesenian tradisional dari Sumatera Selatan ini mengisahkan tentang perjuangan kaum perempuan dalam melawan penjajahan.
Kesenian tradisional dari Sumatera Selatan ini mengisahkan tentang perjuangan kaum perempuan dalam melawan penjajahan.
Mengenal Tari Gegerit, Simbol Spirit Perjuangan Perempuan Lahat dalam Melawan Penjajahan
Indonesia begitu kaya akan kesenian tradisional yang tersebar di setiap daerah dan suku. Setiap kesenian tersebut pasti mengandung makna yang mendalam serta diwariskan secara turun-temurun lintas generasi.Salah satu kesenian tradisional yang mengisahkan peran perempuan dalam melawan penjajahan yaitu Tari Gegerit. Tarian tradisional dari Lahat ini dibawakan oleh perempuan untuk menyampaikan pesan-pesan perjuangan dari kaumnya untuk melawan penjajah. (Foto: indonesiakaya.com) Mengutip dari giwang.sumselprov.go.id, Gegerit sendiri diartikan sebagai lelah atau capek atau sepadan yang artinya dengan kata kaku. Lalu, yang dimaksud dengan kaku adalah gerakan tarian yang patah-patah dan terkesan kaku.
Tari Gegerit memang sudah dipentaskan dalam waktu yang cukup lama. Namun, kini keberadaannya sudah semakin terbatas karena sudah tidak banyak masyarakat yang menampilkannya sehingga terancam punah.
Kenakan Baju Adat Lahat
Melansir dari situs indonesiakaya.com, setiap pementasan Tari Gegerit para penari yang terdiri dari empat orang perempuan itu mengenakan busana adat Lahat berwarna merah marun.
Untuk aksesorisnya, tersemat kain songket yang menyerupai sayap di bagian bahu, lalu di kepalanya dihias dengan cempako, ayun-ayun, pilis, dan juga teratai.
-
Bagaimana gerakan Tari Lawet? Gerakan tarian ini lincah disertai dengan gerakan burung lawet. Selain itu terdapat beberapa gerakan dalam tarian ini seperti ngulet, loncat egot, angklingan, didis, lenggut, nyucuk, ukel, lincah nyucuk, dan kepetan.
-
Apa Tari Melinting menggambarkan? Salah satu jenis kesenian daerah yang cukup klasik lahir di Provinsi Lampung, tepatnya di Kecamatan Melinting, Labuhan Maringgai, dan Kecamatan Gunung Pelindung, Kabupaten Lampung Timur yang bernama Tari Melinting.
-
Mengapa Tari Petake Gerinjing penting bagi budaya Indonesia? Kemudian, tarian ini bukanlah hanya sekedar seni tradisional saja, tetapi juga menjadi sarana menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan pesan moral.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Mengapa Tari Lawet diciptakan? Melihat kondisi alam, perilaku satwa, serta orang yang mengunduh sarang burung lawet, Sardjoko terinspirasi untuk menciptakan lagu yang berwujud tari lawet.
-
Siapa yang menciptakan Tari Lawet? Keinginan bupati disambut baik oleh seorang seniman asal Klaten, Sardjoko. Ia kemudian melakukan survei dan refleksi budaya di Pantai Karangbolong, Kebumen.
Ciri khas dari Tari Gegerit ini adalah setiap penari harus bergerak patah-patah dalam keadaan setengah jongkok sambil terus memainkan sayap yang ada di bahunya. Dalam pementasan, tarian ini diiringi dengan alat musik kenong, dol, dan gendang.
Pada bagian iramanya, perpaduan musik pukul tersebut menghasilkan suara yang memotong dan menghentak. Hal ini menyesuaikan dengan gerakan si penari yang kaku dan juga patah-patah.
Amanat Perjuangan
Dalam setiap penampilan Tari Gegerit mengandung amanat tentang perjuangan para kaum perempuan Lahat dalam melawan penjajahan. Kandungan tersebut disimbolkan dalam sebuah Kudok yang digenggam oleh tiap penari.
Kudok merupakan senjata tradisional masyarakat Sumatera Selatan yang digunakan untuk berperang melawan penjajah. Amanat tersebut tampaknya panjang umur, bahwa sampai sekarang isu-isu peran perempuan juga masih hangat diperbincangkan.
Peran Perempuan
Pesan yang terkandung dalam Tari Gegerit pun sampai sekarang masih terus relevan. Meski bukan lagi melawan penjajah, peran kaum perempuan saat ini masih cukup diremehkan ketimbang peran laki-laki.
Selain itu, melalui tarian tradisional ini juga memberikan pesan kepada anak muda sekarang untuk harus bergerak dan tidak boleh diam saja. Bukan lagi soal berperang, namun perjuangan untuk apa yang diinginkan serta menolak menyerah begitu saja.