Ratoh Duek, Kesenian Tradisional Aceh yang Diadaptasi dari Tari Saman
Salah satu tari tradisional ini begitu populer di lapisan masyarakat Aceh.
Salah satu tari tradisional ini begitu populer di lapisan masyarakat Aceh.
Ratoh Duek, Kesenian Tradisional Aceh yang Diadaptasi dari Tari Saman
Provinsi Aceh memiliki kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. Salah satu seni budaya yang paling terkenal adalah Tari Saman yang menjadi media penyampaian pesan atau dakwah.
Lebih dari itu, Aceh masih memiliki kesenian tradisional lain yang tak kalah unik dan populer namanya Tari Ratoh Duek. Sebagian besar masyarakat menganggap tarian ini masih serupa dengan Tari Saman.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Bagaimana ciri khas tari tradisional? • Diiringi oleh musik tradisional khas daerah tersebut • Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti • Mengandung filosofi yang berassal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.
-
Dimana Tari Rayak-rayak Sukabumi berasal? Tari ini merupakan kesenian asli wilayah Sukabumi, dan menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang.
-
Apa itu Tari Dulang? Tari Dulang adalah salah satu tarian tradisional milik masyarakat Melayu Langkat.
-
Dimana Tari Kecak berasal? Tari Kecak berasal dari pulau Bali Indonesia.
-
Siapa pencipta Tari Ratoh Jaroe? Tidak seperti tarian lainnya yang sudah ada sejak puluhan hingga ratusan tahun, Tari Ratoh Jaroe baru diciptakan pada tahun 2000 oleh Dek Gam, seniman asal Aceh.
Dilansir dari berbagai sumber, tari ini menjadi turunan langsung atau diadaptasi dari Tari Saman. Akan tetapi, dalam praktiknya kedua tarian ini memiliki perbedaan yang spesifik.
Kini, tarian populer yang satu ini sudah terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
Asal-usul Ratoh Duek
Dikutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, dalam etimologinya kata "Ratoh" berasal dari bahasa Arab yaitu Rateb yang artinya melakukan pujian-pujian kepada Allah melalui doa-doa yang dinyanyikan.
Sedangkan arti "Duek" yang diambil dari bahasa Aceh yang artinya duduk. Sehingga dapat disimpulkan jika tari Ratoh Duek ini berarti mengucapkan lafal doa dalam irama kepada Allah sambil duduk.
Umumnya dulu tarian ini ditampilkan dalam acara pernikahan, kenduri naik haji, hingga perayaan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, maupun Maulid Nabi.
Diisi Penari Wanita
Dalam setiap pertunjukannya, Tari Ratoh Duek ditampilkan oleh wanita dalam jumlah genap. Kemudian mereka dikendalikan oleh dua orang Syahi atau dikenal dengan penyanyi syair.
Perbedaan dengan Tari Saman adalah dari segi penarinya yang dilakukan oleh pria dalam jumlah ganjil dan dikendalikan oleh seorang Penangkat atau yang duduk dalam formasi berada di posisi tengah barisan.
Begitu juga dengan gerakan tarian yang lebih sederhana. Tari Ratoh Duek sendiri hanya berisikan gerakan tangan lalu menepak bagian dada dan paha, gelengan kepala, gerakan duduk maupun persilangkan jari dengan penari di sebelahnya juga cenderung fleksibel.
Perbedaan ini tentu sangat mencolok apabila dibandingkan dengan Tari Saman. Kesenian tersebut lebih rumit dan banyak gerakan-gerakan tambahan yang tidak ada pada Tari Ratoh Duek.
Musik Tradisional dan Busana
Dalam tari Ratoh Duek biasanya diiringi dengan musik Rapai. Berbeda dengan Tari Saman yang sudah diiringi oleh jenis musik tradisional apapun.
Kemudian, dari busana yang digunakan juga berbeda. Kostum yang digunakan oleh para penari Ratoh Duek polos berwarna yang dipadu dengan kain songket khas Aceh dan ikat kepala berwarna.
Tari Ratoh Duek tidak pernah melepas ikat kepala sejak awal sampai akhir. Tarian yang satu ini juga tidak kalah populer di masyarakat Aceh, hanya saja banyak yang mengira jika tari Ratoh Duek dianggap sebagai Tari Saman.