Selama Dipimpin Airlangga, Golkar Dinilai Bebas Intrik yang Rugikan Partai
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai, sosok Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar figur yang mampu memajukan partai berlambang beringin. Menurut dia, Airlangga mampu merangkul semua golongan di internal partai.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai, sosok Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar figur yang mampu memajukan partai berlambang beringin. Menurut dia, Airlangga mampu merangkul semua golongan di internal partai.
"Airlangga mampu merangkul, menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan mendapat kepercayaan tinggi dari penguasa," ungkap Trubus, Selasa (19/10).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
Dalam kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar yang awalnya terbelah saat munas, akhirnya semua bisa dirangkul. Trubus juga menilai, hubungan Partai Golkar dengan pemerintah tingkat daerah juga baik.
"Jarang terjadi intrik-intrik yang merugikan partai," ujarnya.
Ketika ada kader-kader yang bermasalah, lanjut dia, Partai Golkar juga mampu menyikapinya dengan baik. Trubus berpendapat, Golkar di usianya yang telah mencapai 57 tahun telah menjadi partai yang modern dan demokratis.
"Golkar tidak tergantung dengan tokoh tertentu, tidak primordialisme, dan lebih unggul dibanding partai-partai lain," ujarnya.
Golkar juga dianggap cukup solid karena meski banyak faksi-faksi, tapi mampu berdinamika secara demokratis. Tokoh-tokoh di dalamnya saling mengkritik tapi Kebhinnekaan Tunggal Ika-nya tinggi.
"Golkar ke depan bisa menjadi leading, karena generasi milenial lebih suka jenis partai seperti ini," kata Trubus.
Baca juga:
Golkar Soal Kembalinya Mantan Kader: Sesuatu yang Baik dan Positif, Kenapa Tidak
Kasus Suap Azis Syamsuddin, KPK Periksa Mantan Wali Kota Tanjungbalai
HUT ke-57, Golkar Usung Tema 'Bersatu untuk Menang' Jelang Pemilu 2024
Pengguna Jalan Terganggu Bendera Partai yang Bertebaran di Surabaya, Ini Ujungnya
Kosgoro 57 OptimisMemenangkan Golkar dan Airlangga di Pemilu 2024
Pengamat Nilai Rencana Reunifikasi Partai Golkar Sulit Terwujud
PR Korupsi
Menghadapi pandemi, dua kader Golkar, Airlangga Hartarto dan Luhut Binsar Panjaitan mendapatkan tanggung jawab besar dan mampu menjalankannya dengan baik sehingga public trust tinggi.
Secara Struktur dan infrastruktur Partai Golkar juga dianggap lebih modern. Partai lain yang merupakan pecahan Golkar, dinilai tak terlalu hebat. Hanya beberapa yang berkembang, namun suaranya tidak melebihi Partai Golkar.
Meski demikian, Trubus juga melihat, kader Partai Golkar masih punya kelemahan, karena kader yang terlibat kasus korupsi.
"Golkar harusnya bersih dari itu, kalau bersih bisa jadi penguasa," pungkas Trubus.
Sumber: Liputan6.com