Selisih Jokowi & Prabowo Kian Tipis, BPN Intensifkan Kampanye 'Door To Door'
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terus berusaha memperkecil selisih elektabilitas dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Salah satu strategi yang digunakan untuk memperkecil selisih di antaranya dengan cara langsung menyapa masyarakat secara langsung 'door to door'.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terus berusaha memperkecil selisih elektabilitas dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Salah satu strategi yang digunakan untuk memperkecil selisih di antaranya dengan cara langsung menyapa masyarakat secara langsung 'door to door'.
"Untuk memenangkan strategi khusus kita sederhana ya, datang ke rumah masyarakat, sapa masyarakat, ketuk rumah masyarakat, sapa masyarakat ajak pilih Prabowo-Sandi," kata Juru Bicara BPN Andre Rosiade saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/3).
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari Survei Poltracking Indonesia mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
Andre mengatakan timnya memiliki kekuatan tersendiri yang tidak dimiliki oleh Jokowi-Ma'ruf. Dia mencontohkan salah satunya relawan yang tidak bisa dimobilisasi.
"Dimana pendukung kita tidak perlu diberi dana mobilisasi dana transport, bahkan nasi bungkus. Mereka adalah pendukung-pendukung yang ingin perubahan. Saya kira tanpa diberi apapun mereka bekerja untuk memenangkan Pak Prabowo dan Bang Sandi," ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Juru Kampanye Nasional BPN, Mohammad Nizar Zahro mengatakan pihaknya akan melakukan pendekatan secara lebih masif pada masyarakat. Sehingga bisa menarik para pemilih mengambang atau undecided voters.
"Terstruktur sistematis dan masif melakukan pendekatan dan menarik suara undecide voters karena kita yakin beban sejarah janji-janji Jokowi yang tidak terealisasi pasti dihukum oleh rakyat dengan tidak memilih Jokowi," ucap Nizar.
Seperti diketahui, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen.
Jokowi-Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari-5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno 32,7 persen.
14,7 Persen responden masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya sebesar 19,9 persen.
Dalam survei Litbang Kompas terbaru ini disebutkan pula penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Baca juga:
Penyebab Elektabilitas Jokowi Turun dan Prabowo Naik Versi Survei Kompas
Survei Litbang Kompas: Prabowo Unggul di Pemilih Pemula, Jokowi Millenial Hingga Tua
BPN Soal Survei Litbang Kompas: Pemilih yang Rahasiakan Pilihan Cenderung ke Prabowo
Bamsoet soal Elektabilitas Jokowi Turun: Tunggu aja Nanti juga Naik Lagi
Elektabilitas Naik di Survei Litbang Kompas, Kubu Prabowo Singgung OTT Ketum PPP
Selisih Elektabilitas Jokowi & Prabowo Makin Tipis, TKN Bantah Koalisi Tak Solid