Semangati Kader Golkar, Akbar Tandjung Cerita Lalui Masa Sulit Usai Soeharto Lengser
Partai Golkar optimistis memenangkan Pemilu 17 April 2019 mendatang. Dengan modal segudang pengalaman, partai berlambang pohon beringin itu pun percaya diri, lantaran telah melalui situasi politik terberat tahun 1999 lalu.
Partai Golkar optimistis memenangkan Pemilu 17 April 2019 mendatang. Dengan modal segudang pengalaman, partai berlambang pohon beringin itu pun percaya diri, lantaran telah melalui situasi politik terberat tahun 1999 lalu.
Berbicara di hadapan kader partai Golkar se-Kaltim di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung, menjelaskan panjang lebar sejarah Partai Golkar, yang ikut dia besarkan sampai sekarang ini.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
"Kita sudah pernah lalui masa-masa sulit itu," kata Akbar, dalam agenda konsolidasi Partai Golkar se-Kaltim, di Gedung Serbaguna Putri Karang Melenu, Tenggarong, Rabu (13/2).
Pernyataan politisi senior Golkar itu bukan tanpa dasar. Pada Pemilu 1999, usai Suharto mengundurkan diri setahun sebelumnya sebagai Presiden, Golkar mendapatkan tekanan politik luar biasa saat itu.
"Pada Pemilu 1999, kita mendapatkan tekanan luar biasa sebagai parpol pembela pemerintahan saat itu, pembela Soeharto, pembela pemimpin otoriter," ujar Akbar.
Imbasnya, berdampak negatif bagi Partai Golkar, yang harus menghadapi situasi politik luar biasa saat itu. "Sehingga mencuatkan keinginan membubarkan Golkar," ujarnya.
Namun demikian, seluruh kader Golkar saat itu, merapatkan barisan, dan terus melakukan konsolidasi menyeluruh. "Karena kita terus konsolidasi, kita bisa nomor 2 di bawah PDIP. Dan, di tahun 2004, kita jadi pemenang Pemilu di era reformasi. Karena kita jelas, politik untuk kepentingan bangsa dan negara," ungkap Akbar.
Akbar juga menyoroti masuknya Muhammad Zainul Majdi atau kerap disapa Tuan Guru Bajang di pengurus DPP Golkar. Kehadiran mantan gubernur NTB itu akan membuat Golkar semakin kokoh menatap masa depan.
Dalam waktu yang tersisa kurang lebih 1,5 bulan mendatang menjelang Pemilu 2019, Akbar kembali mengingatkan kadernya, agar benar-benar memahami untuk menjadi politisi yang bijak.
"Untuk apa jadi politisi, kalau tidak paham sejarah politik di Indonesia? Nanti, di Pemilu 2019, ada 16 parpol. Jangan pernah anggap enteng hadirnya parpol baru," pungkas Akbar.
Baca juga:
TGB Zainul Majdi: Partai Golkar Bukan Cebong Bukan Kampret
Politisi Golkar Dukung JK Larang Ahok Masuk Timses Jokowi
Caleg Muda Pergi Pagi Pulang Pagi
Alasan Rizal Mallarangeng Buat Tulisan 'Rocky Gerung, Kembang, dan Bowoisme'
Diperiksa Kasus DAK Kebumen, Anggota DPR Kahar Muzakir Bungkam
89 Bakal Calon Peserta Pilkada Asal Golkar di NTT Diminta Menangkan Jokowi