Setelah Pilkada 2018, bagaimana peluang Gatot Nurmantyo di Pilpres 2019?
Pilkada 2018 telah selesai digelar. Sejumlah kalangan menilai, hasil Pilkada di 171 daerah ini akan menentukan peta Pilpres 2019. Terlebih, DPT pada Pilkada tahun ini mencapai 152 juta, atau sekitar 80 persen pemilih Pilpres.
Pilkada 2018 telah selesai digelar. Sejumlah kalangan menilai, hasil Pilkada di 171 daerah ini akan menentukan peta Pilpres 2019. Terlebih, DPT pada Pilkada tahun ini mencapai 152 juta, atau sekitar 80 persen pemilih Pilpres.
Salah satu yang menarik perhatian adalah peluang mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo. Sejak awal, Gatot mengaku siap maju Pilpres 2019, bahkan sudah melakukan safari ke sejumlah petinggi partai politik.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan, peluang mantan Kasad itu masih kecil. Sebab, Pilpres 2019 adalah hajatan partai politik, sementara Gatot hingga kini bukan kader partai politik.
Sekuat apapun upaya dia untuk memperkuat basis massa, kata Emrus, kalau tidak ada partai yang usung dia, pasti percuma. Karena pemilu 2019 adalah hajatan partai.
"Jadi partai menjadi sesuatu yang strategis dan penentu. Nah apakah partai-partai akan mengusung Gatot? Saya kira bargaining position Gatot tidak begitu kuat dalam posisi tawar menawar dengan partai. Saya malah mengatakan masih lemah," kata Emrus dalam pesan singkat, Kamis (28/6).
Partai politik telah memetakan kemenangan di Pilkada serentak 2018. Golkar, NasDem dan PAN diklaim sebagai partai tiga teratas yang menguasai Pilkada 2018 kali ini.
Emrus menilai, Gatot juga telah melakukan blunder saat menjadi juru kampanye pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah di Pilgub Sumut beberapa waktu lalu. Gatot dalam pidatonya menyinggung soal putra daerah.
"Sepertinya tidak terlihat adanya konsistensi dari klaim NKRI yang selalu beliau ucapkan dalam setiap pidatonya. Artinya di satu sisi mengklaim nasionalis, di sisi lain menyerukan kepala daerah harus putra daerah," kata Emrus.
Selain itu, menurut Emrus, kesan yang dibaca publik adalah seruan itu ditujukan kepada pasangan yang didukungnya yaitu Edy-Ijeck. Dimana Edy Rahmayadi merupakan juniornya di TNI. Secara relasi, Emrus menilai, Gatot dan Edy memiliki kedekatan.
"Dari sisi komunikasi, di balik itu Gatot ingin mengarahkan pandangannya kepada salah satu paslon di Pilkada Sumut," tambah Emrus lagi.
Pada 23 Juni lalu, Gatot hadir di kampanye Edy Rahmayadi di Sumut. Hadir pula dalam acara itu, Uztaz kondang Abdul Somad. Dalam orasinya, Gatot mengajak warga Sumut memilih pemimpin asli Sumut.
"Memilih pemimpin Sumut bukan dari warga Sumut adalah penghinaan terhadap warga Sumut sendiri. Dalam diri putra-putri Sumatera Utara mengalir darah pemimpin. Warga Sumatera Utara bukan mental tempe," kata Gatot.
Baca juga:
PAN sebut hasil Pilkada akan pengaruhi Pilpres 2019
Analisis hasil Pilgub di Jawa terhadap konstelasi Pilpres 2019
Terkesan 'one man show' jadi cawapres Jokowi, Cak Imin ditegur Dewan Syura PKB
LSI Denny JA: Hasil Pilkada Jatim, Jateng dan Jabar tak pengaruhi Pilpres
Menangi 3 Pilkada di Jawa, Rommy yakin bisa dongkrak suara PPP di Pemilu 2019
Demiz-Dedi kalah di Pilgub Jabar, Golkar tetap dukung Jokowi di Pilpres