Setelah PPP, Prabowo diduga bakal pecah belah PKS & PKB
Muradi, menduga operasi di PPP sukses, maka operasi sejenis akan bisa dilakukan Prabowo di parpol lain.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut sebagai dalang kekisruhan di internal PPP. Bahkan, Prabowo dituding menggunakan jaringan intelijen untuk membuat PPP pecah.
Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi, menduga operasi di PPP sukses, maka operasi sejenis akan bisa dilakukan Prabowo di parpol lain. Menurut dia, target berikutnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut Muradi, ada empat alasan mengapa SDA berani datang ke acara kampanye Gerindra yang jadi biang kerok permasalahan di internal partainya itu.
Pertama, kata dia, suara PPP akan jeblok sehingga harus buru-buru mendekat ke calon pemenang, yakni Gerindra. Kedua, dia membaca konstelasi di Gerindra, bahwa Prabowo pasti jadi presiden, dan menafikan keberadaan Jokowi.
"Ketiga, ada akumulasi permasalahan di tubuh PPP, perbenturan antara kubu Nahdlatul Ulama (NU) dan Permusi yang selama ini memang saling menerkam," kata dia saat dihubungi wartawan, Kamis (17/4).
Keempat, lanjut dia, SDA menafikan ada poros lain di internal partainya yang juga kuat melihat bahwa Prabowo bukan lah calon pemimpin yang tepat untuk dipegang.
"Ternyata, perlawanan kubu lain di internal PPP menguat dan mau tak mau SDA pun mulai bertangan besi," kata dia.
Menurut Muradi, SDA percaya diri mengambil opsi itu karena ada orang Prabowo di dekatnya, yakni Muchdi PR, seorang mantan bawahan Prabowo yang dulu juga terlibat penculikan aktivis 1998. Muchdi adalah mantan Ketua DPD Gerindra di Papua yang belakangan pindah ke PPP.
"Muchdi lah Liaison Officer atau penghubung SDA dan Gerindra. Mungkin ada garansi luar biasa buat SDA dari posisi itu," tuding dia.
"Ada anomali dari apa yang dilakukan SDA saat hadir di kampanye Gerindra. Dia berani bermanuver yang sebenarnya bisa menampar muka sendiri. Saya duga karena ada back up politik itu. Dia mendapat garansi, kalaupun bermanuver, dia takkan apa-apa di PPP," imbuhnya.
Muradi melanjutkan, Prabowo masih memiliki basis purnawirawan dan intelijen yang luar biasa. Contoh Muchdi, merupakan alumni Kopassus, yang kemungkinan besar masih memegang jejaring dari apa yang biasa dia lakukan di masa lalu.
"Saya cenderung langkah ini akan dilakukan bukan hanya di PPP. Kasus di PPP hanyalah milestone. Kalau itu berhasil, bukan tak mungkin ini dilakukan di tempat lain juga," jelas Muradi.
Dia menjelaskan PPP adalah tempat 'operasi acak-acak' yang paling mudah dilakukan Gerindra karena keberadaan Muchdi di dalam. Untuk memetakan parpol mana selanjutnya yang akan 'diacak-acak', tinggal memetakan parpol mana yang punya jejaring Prabowo di dalamnya.
"Kalau PPP ini berhasil, maka dalam waktu dua tiga minggu ke depan, parpol lain merasakan juga," kata Muradi.
Kemungkinan selanjutnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), karena keberadaan Hilmi Aminuddin sebagai Ketua Majelis Syuro PKS. Di masa lalu, kata Muradi, Prabowo sempat memiliki dan mengelola kontak di kegiatan Negara Islam Indonesia (NII), di mana Hilmi adalah tokohnya.
Ormas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi), yang dekat dengan PKS, juga punya jejaring dekat ke Prabowo.
"Ini pertempuran antarbintang purnawirawan. Kalau 2009 itu perangnya terbuka. Sekarang ini underground, yang tak memunculkan perang lebih terbuka. Kalau PPP bisa dikoyak dan SDA menang, saya yakin masalah ini akan terjadi di tempat lain," jelasnya.
"Saya duga setelah itu PKB juga akan digarap," ujarnya.