Setengah hati dukung Deddy Mizwar
Setengah hati dukung Deddy Mizwar. Semula Deddy mendapat sokongan PKS dan Gerindra, diduetkan dengan wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, pada Agustus lalu. Nasib Deddy semakin tak jelas setelah pengurus partai wilayah Jabar, Gerindra, PAN, Demokrat dan PPP memunculkan sejumlah nama yang akan didorong di Pilgub Jabar.
Nasib Deddy Mizwar, dalam bursa Pilgub Jawa Barat 2018, belum jelas. Semula Deddy mendapat sokongan PKS dan Gerindra, diduetkan dengan wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, pada Agustus lalu.
Namun DPD Gerindra belakangan menyatakan menarik dukungan terhadap Deddy dan Ahmad Syaikhu. Pertimbangannya, nama keduanya kurang mendapat respons menggembirakan dari para calon pemilih.
Nasib Deddy semakin tak jelas setelah pengurus partai wilayah Jabar, Gerindra, PAN, Demokrat dan PPP memunculkan sejumlah nama yang akan didorong pada Pilgub Jabar 2018. Tidak ada nama Deddy Mizwar sebagai bakal calon gubernur Jabar yang sebelumnya sempat diusung oleh Gerindra.
Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Mulyadi, mengatakan nama yang diusulkan partainya adalah dirinya sendiri yang sebelumnya diusulkan pada saat Rapimda Partai Gerindra Jabar dan Burhanudin Abdullah yang merupakan kader Partai Gerindra dan Gubernur BI pada 2003.
Sedangkan dari PAN mengusulkan Anggota DPR RI Desy Ratnasari. Adapun dari DPD Partai Demokrat Jabar diusulkan nama Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Iwan Sulandjana, Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, dan Herman Khaeron yang juga anggota DPR RI. Terakhir dari PPP diusulkan nama Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Asep Maoshul.
"Partai poros baru mengusulkan nama-nama untuk diukur oleh lembaga survei yang kredibel. Kami sepakat tidak mau terjebak mengunci nama kandidat. Tidak harus terpaksa mendukung yang diusung PKS (Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu). Dari Poros baru tidak ada nama itu," kata Mulyadi di Kantor DPD Partai Gerindra Jabar, Rabu (11/10).
Dia mengatakan, nama-nama yang dimunculkan ini nantinya akan diukur baik dari popularitas dan elektabilitasnya. Berbagai simulasi juga dilakukan untuk melihat langsung pasangan mana yang nantinya diterima masyarakat langsung.
Disinggung tidak adanya nama Deddy Mizwar, Mulyadi mengatakan, dimunculkannya nama-nama itu karena memang merupakan kader partainya masing-masing. Adapun Deddy Mizwar sejauh ini belum juga mendaftarkan diri sebagai kader Gerindra. "Kita belum ada sampai saat ini ditunggu-tunggu. Kan syaratnya kemarin harus menjadi kader," jelasnya.
Merasa nasib pencalonannya tak jelas, wagub Jabar itu kini mencari alternatif partai lain yang mau mendukungnya. Dia pun menyiapkan plan B dengan mendekati beberapa partai, salah satunya Partai Demokrat dan PDIP yang belum punya calon yang akan diusung.
Tak hanya ke Demokrat dan PDIP, Deddy pun melakukan safari politik ke kantor Gerindra Jabar. Padahal Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi menolak pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu yang direkomendasikan DPP Gerindra dan DPP PKS.
Demiz, sapaan akrabnya, tiba di kantor DPD Partai Gerindra Jabar, di Jalan PH Mustopa, Kota Bandung, pukul 17.45 WIB. Demiz yang baru saja tiba di Tanah Air usai menjalani ibadah umroh diterima Sekretaris DPD Gerindra Jabar Haris Bobihoe, Ketua Bapilu Gerindra Jabar Bucky Wikagoe, dan jajaran pengurus lainnya.
"Ini silaturahmi saja. Ketemu pengurus Gerindra," kata Demiz setiba di kantor Gerindra.
Gerindra menyatakan membuka kembali kans untuk mendukung Deddy Mizwar (Demiz) sebagai bakal calon Gubernur Jabar 2018.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris DPD Gerindra Jabar Haris Bobihoe, usai menerima kehadiran Wakil Gubernur Jabar tersebut di Kantor DPD Partai Gerindra, Kota Bandung, Senin (23/10) sore.
"Peluangnya tetap besar kok usung Pak Deddy Mizwar ini," kata Haris yang didampingi Ketua Bapillu Gerindra Jabar Bucky Wikagoe, dan jajaran pengurus lainnya.
Dia tak menampik, Demiz adalah satu nama potensial selain nama seperti Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi. Ini merunut beberapa hasil lembaga survei yang selalu menempatkan selalu Demiz di urutan tiga besar. "Kita lihat sendirian elektabilitas dia selalu bagus," ujarnya.
Namun, Gerindra Jabar tidak mau mengambil kewenangan DPP Partai Gerindra akan sikap politiknya di Pilgub Jabar 2018. Gerindra Jabar dalam konstelasi politik di 2018 hanya diberi kewenangan di ranah Pilkada di 16 kabupaten/kota.
Namun kembali dibukanya dukungan terhadap Demiz terasa setengah hati. Sebab, dalam safari politiknya, Demiz tak disambut Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Mulyadi.
Demiz sendiri menghargai sikap politik Gerindra berubah-ubah dengan cara mencabut dukungan pada dirinya. Hal ini dianggapnya wajar dan sebagai dinamika politik. Apalagi Pilgub Jabar masih berlangsung pada Juni 2018. Meski pendaftaran akan dibuka pada akhir tahun ini.
"Bisa saja asalnya mengusung, terus tidak. Bisa jadi pengusung. Ini politik harus dipahami," terangnya.
Terpisah, Ahmad Syaikhu menegaskan sampai saat ini tidak ada pencabutan dukungan dari Partai Gerindra terhadap dirinya dan Dedi Mizwar dalam bursa Pilgub Jabar 2018. Dia mengaku belum menerima putusan pencabutan baik lisan ataupun tulisan dari pimpinan puncak partai.
"Saya sudah dipanggil pimpinan puncak partai dan saya pikir segala keputusan akan diambil pimpinan puncak. Sampai dengan hari ini saya tidak mendapatkan ungkapan ataupun tertulis soal pencabutan dari pimpinan pusat. Jadi koalisi ini masih berjalan," kata Syaikhu saat menghadiri acara konsolidasi internal PKS di Depok, Jawa Barat, Minggu (22/10).
Baca juga:
Deddy Mizwar tegaskan hubungan dengan Gerindra baik-baik saja
Usai didatangi Deddy Mizwar, Gerindra kembali buka peluang usung di Pilgub Jabar
Ridwan Kamil akan hadir 'pemberian tiket' Pilgub Jabar dari PPP
Jika terpilih di Jabar, Kang Emil janji majukan kesejahteraan pesantren
Siapa bakal cawagub, Emil bilang akan dibahas tiga partai pengusung
PPP umumkan nama cagub Jabar besok, Ridwan Kamil yang dipilih?
Bawa air zam zam dan kurma ke Gerindra Jabar, Deddy Mizwar sebut bukan mahar
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Siapa yang menyatakan bahwa PKB akan membentuk poros di luar Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.