Siap bersaing, 2 pasang calon wali kota Solo siapkan kostum kampanye
Aroma persaingan menuju pilkada Kota Solo, 9 Desember mendatang semakin kental.
Aroma persaingan menuju pilkada Kota Solo, 9 Desember mendatang semakin kental. Kedua pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo telah menyiapkan berbagai langkah dan strategi, di antaranya; foto diri yang bakal dipasang di alat peraga kampanye maupun surat suara.
FX Hadi Rudyatmo (Rudy) dan Achmad Purnomo, pasangan incumbent yang diusung PDIP memilih baju tradisional bermotif lurik dan caping sebagai simbol pasangan tersebut. Rudy mengaku memilih motif lurik dan caping karena memiliki sejumlah filosofi.
"Kami akan mengenakan baju lurik dan caping untuk foto surat suara dan alat peraga kampanye. Ada filosofinya, filosofi ini menjadi bagian visi dan misi yang bakal kami usung," ujar Rudy, Selasa (18/8).
Filosofi baju lurik, terang Rudy, menggambarkan komitmen untuk melayani semua lapisan masyarakat dan mampu mewujudkan Solo berseri tanpa korupsi. Juga untuk mewujudkan masyarakat yang waras, wasis, wareg, mapan dan papan (3WMP) sesuai dengan visi dan misi pasangannya.
"Filosofi 3 WMP berasal dari kebutuhan pokok manusia. Waras yang berarti sehat adalah menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Menjadikan masyarakat Kota Solo yang waras itu menjadi kewajiban siapapun pemimpin daerah. Begitu pula dengan wasis yang berarti pandai atau pintar. Bidang pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat mendasar seperti kesehatan. Kalau wareg artinya kenyang. Ini juga kebutuhan dasar masyarakat bagaimana kebutuhan pangan terpenuhi. Mapan artinya sikap dan perilaku masyarakat serta papan yang artinya tempat tinggal. Kalau 3WMP ini terpenuhi, kesejahteraan masyarakat akan tinggi," jelasnnya.
Untuk caping, lanjut Rudy, merupakan simbol pelayan masyarakat. Bentuk caping yang bulat dan mengerucut ke atas, mempunyai arti mengajak seluruh calon pelayan masyarakat selalu ingat pada Tuhan, serta menjalankan amanah dengan baik.
Bakal cawali lainnya dari Koalisi Solo Bersama (KSB), Anung Indro Susanto mengaku lebih memilih kemeja putih dan peci hitam untuk surat suara maupun gambar peraga kampanye. Menurut dia, warna putih melambangkan kesucian.
"Serta peci hitam menggambarkan nasionalisme," pungkasnya.