Sikap wait and see parpol belum umumkan penantang Ahok di Pilgub DKI
Ada yang sibuk mencari koalisi, ada yang membahas strategi pemenangan.
Momen Ramadan dan Lebaran sepertinya membuat partai politik di Jakarta bersikap menunggu terkait siapa calon yang akan diusung untuk melawan Basuki Tjahaja Purnama di Pilgub DKI. Ada yang beralasan menunggu koalisi, ada yang sibuk konsolidasi internal.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan partainya lebih fokus pada pembentukan koalisi ketimbang mencari bakal calon yang akan diusung. Targetnya pembentukan koalisi akan dilakukan hingga September 2016.
"Kami masih bekerja pada (pembentukan) koalisi partainya dulu. Setelah koalisi, baru orangnya (kandidat Gubernur)," kata Hinca dalam acara program mudik gratis Partai Demokrat di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (3/7).
Alasan partai Demokrat lebih fokus pada koalisi adalah mengingat jumlah kursi di DPRD yang hanya 10 kursi. Sedangkan syarat minimal bagi partai politik untuk mengusung calon adalah memiliki 22 kursi di DPRD.
Sehingga, kata Hinca, untuk mengusung bakal calon, partai Demokrat harus membentuk koalisi. "Tentu karena kami hanya 10 kursi, harus ada beberapa partai," jelas Hinca.
Hinca tidak menyebut secara detil partai-partai yang sudah diajak berkoalisi. Namun, jika melihat tenggat waktu pendaftaran bakal calon melalui jalur partai ke KPU DKI masih satu bulan lagi, dia menyebut kemungkinan koalisi masih terbuka.
"Sebelum mereka (partai-partai) mendaftarkan ke KPU belum toh. Masing-masing masih itu," pungkasnya.
Lain lagi dengan Partai Gerindra yang menyatakan akan menentukan sikap di saat-saat terakhir menjelang pendaftaran. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI M Taufik mengatakan, sambil menunggu penetapan calon gubernur, partainya terus melakukan konsolidasi dengan berbagai kalangan. Salah satunya dengan aktivis se-Jakarta.
"Nah, kami ingin mendengarkan mereka. Apa yang diinginkan dari Jakarta," katanya saat dihubungi, Jakarta, Minggu (3/7).
Dia mengungkapkan, bakal cagub dari partai bersutan Prabowo Subianto ini mendapat respon positif. Di antaranya, Mantan Pangdam Jaya Sjafrie Sjamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, dan Sandiaga Uno. "Mereka menerima dengan baik. Tapi keputusannya siapa tetap habis lebaran," tutupnya.
Sedangkan PDIP, sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung sendiri calonnya mengaku masih melakukan pembahasan strategi pemenangan. Meski calon yang akan diusung belum dipastikan siapa.
Sekretaris DPD DKI PDI Perjuangan DKI Prasetio Edi Marsudi mengatakan pihaknya masih menunggu sikap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Jadi, jangan buru-buru. Tunggu aja. Kami akan berikan yang terbaik untuk Jakarta," katanya saat dihubungi, Jakarta, Minggu (3/7).
Dia menjelaskan, lamanya penetapan calonnya hanya masalah pemantapan strategi dan cara saja. Sebab, untuk bertarung di Jakarta membutuhkan kesiapan semua kader. "Jadi, ketika memutuskan semua sudah satu tujuan. Yakni, menangkan calon," terang Ketua DPRD DKI Jakarta ini.
Mengenai calon dari PDI Perjuangan, Prasetyo menegaskan, memiliki banyak stok calon yang mumpuni. Sehingga tidak pusing jika harus memilih. Meski diakuinya, nama-nama itu bukan sosok yang ambisius untuk maju jika belum dapat perintah dari Megawati.
"PDI Perjuangan banyak kader potensial yang siap ditugaskan," ujarnya.
Tidak ingin mendahului keputusan Megawati, dia menegaskan, nama-nama yang masuk penjaringan dan yang direkomendasi pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) semuanya siap. "Saya tidak mau berandai-andai siapa yang diusung PDI Perjuangan," tutupnya.
Baca juga:
PDIP sebut masih mantapkan strategi tentukan Cagub DKI
Jelang Pilgub DKI, Gerindra konsolidasi dengan aktivis
Demokrat fokus bentuk koalisi, bukan cari figur di Pilgub DKI
Ogah gambling, PDIP tak mau buru-buru usung Risma jadi Cagub DKI
Belum tentukan cagub DKI, PDIP masih komunikasi dengan partai lain
Fadli Zon sebut Gerindra tunggu koalisi soal cagub DKI
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Bagaimana cara warga Jakarta memilih pemimpin di Pilkada DKI 2017? Dengan sistem ini, warga Jakarta bisa langsung berpartisipasi memberikan suara untuk menentukan pemimpin mereka hingga 5 tahun ke depan.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.