Silatnas Golkar garing, pertikaian dua kubu masih panjang
Jalan keluar ialah Agung Laksono menyetujui hasil Munas Bali, atau mengikuti keinginan Agung untuk Munas.
Politisi Partai Golkar Mahyudin menilai bahwa momentum Silaturahmi Nasional (Silatnas) partainya tak akan menyelesaikan sengketa kepengurusan. Menurutnya pertikaian internal itu masih panjang.
"Silatnas itu sangat baik ya, namanya orang bersilaturrahmi tapi tidak lantas menyelesaikan masalah. Tapi ada arah untuk ke sana," kata Mahyudin di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (4/11).
Wakil Ketua MPR ini menafsirkan bahwa hasil putusan Mahkamah Agung (MA) ialah kembali ke Munas Riau. Maka dari itu menurutnya Golkar sah di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie.
"Di dalam hasil putusan itu mestinya Golkar sekarang ini posisinya sah sekarang, setelah putusan MA Golkar versi Munas Riau. Ketua Umumnya Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Agung Laksono," tuturnya.
Maka dari itu menurutnya dalam Silatnas kemarin, Ical bertindak sebagaimana ketua umum partai. Akan tetapi tetap saja, perdamaian kedua kubu masih belum tampak.
"Makanya kemarin kalau ada Silatnas, itu sah-sah saja semua kader diundang karena itu porsinya Aburizal sebagai ketua umum. Memang masih menyisakan apakah akan menunggu rekonsiliasi permanen apa enggak, ini yang belum kelihatan," ungkapnya.
Menurut Mahyudin, kemungkinan jalan keluar ialah Agung Laksono menyetujui hasil Munas Bali. Atau jalan lain ialah menuruti permintaan Agung agar Golkar segera melaksanakan Munas.
"Antara satu dengan lainnya harus mengalah. Kalau mau tidak mahal, rekonsiliasi, bergabung. Tinggal kita rapatkan bagi porsi semua. Tapi kalau gak ada yang mau mengalah, saya kira rekonsiliasi atau Silatnas kemarin jadi garing. Jadi kehilangan makna. Kalau Munas, tentu harus ada perjanjian fakta integritas, bahwa setelah Munas tidak ada gugatan lagi. Semua pihak harus menerima," jelasnya.