Sindiran Ahok & pendukung saat koalisi kekeluargaan pamer kekuatan
Ahok dan tiga partai pendukungnya tak gentar dengan kekuatan tujuh partai di koalisi kekeluargaan.
Petinggi DPD dari tujuh partai politik DKI Jakarta bertemu di sebuah restoran di bilangan Jakarta Pusat, Senin (8/8). Mereka sepakat satu suara untuk menggabungkan diri dalam satu koalisi besar di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan digelar Februari tahun depan.
Pimpinan DPD PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PKB, PPP dan PKS menegaskan sikap politik mereka untuk melawan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok yang sudah diusung tiga partai politik yakni Golkar, Hanura dan NasDem.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
Tujuh partai politik ini menamakan koalisi ini dengan sebutan koalisi kekeluargaan. "Di sini kami bertujuh berkoalisi dengan nama koalisi kekeluargaan. Kami di sini bersepakat untuk mencari kriteria pemimpin yang arif, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih dan cerdas," kata Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio usai melakukan pertemuan, Senin (8/8).
Pamer kekuatan koalisi kekeluargaan ini tidak membuat Ahok dan tiga parpol pendukungnya gentar. Bahkan sebaliknya. Mereka justru melakukan psywar, menyindir koalisi kekeluargaan. Ahok menanggapi dingin gabungan kekuatan tujuh parpol.
"Ya mungkin semuanya kekeluargaan. Bahas anggaran kekeluargaan, diskusi kekeluargaan, mau diskusi sama pejabat juga kekeluargaan. Mungkin itu maksudnya," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga menyinggung pemilihan nama koalisi tujuh partai tersebut. Dalam pandangan Ahok, nama keluarga dipilih lantaran tujuh parpol itu tidak memiliki satu ideologi partai yang sama.
"Saya enggak ngerti, ideologinya beda, makanya mesti kekeluargaan. Kalau kekeluargaan, kan enggak ada yang bertarung dong, namanya juga keluarga," ungkapnya sambil tertawa.
Sindiran pedas juga datang dari politisi NasDem Taufiqulhadi. Dia merasa aneh ketika tujuh parpol bergabung dan menyatakan diri sebagai satu kekuatan untuk melawan calon petahana, tapi justru belum memiliki nama calon lawan penantang Ahok.
"Saya tanyakan sekarang ini koalisi besar, yang paling penting itu adalah memulainya adalah harus hadir seorang tokoh dulu siapa yang kita unggulkan kemudian baru bentuk koalisi. Yang mau maju itu kan seorang tokoh. Saya ingin tanyakan siapa tokohnya? Siapa orangnya? Masa 7 parpol itu mau maju. Jadi cari orang dulu baru koalisi," sindir Taufiq.
Dia tak takut dengan gebrakan politik tujuh parpol. Bahkan dia menyebut koalisi ini tertinggal jauh dibanding 3 partai pendukung Ahok. Apalagi calon yang diusung tiga partai ini sudah terlihat jelas rekam jejak kinerjanya.
"Koalisi ini sudah tertinggal di belakang. Bukan pemenangan, kampanye sudah dilakukan. Kenapa dilakukan? Memimpin ini semua orang sudah tahu tentang dia. Tidak perlu lagi memperkenalkan diri siapa. Sedangkan yang 7 itu saya tanyakan siapa yang ingin dimajukan," tegasnya.
Partai-partai pendukung Ahok sama sekali tidak gentar dengan manuver tujuh partai di DKI Jakarta. Meski jumlah partai pendukung Ahok kalah banyak, Taufik tetap optimis bakal memenangkan pertarungan di Pilgub DKI nanti.
"Menurut saya sebuah upaya politik yang sehat. Dan tidak ada masalahnya. Akhirnya nanti masyarakat yang menentukan. Ini lihat nanti, 3 partai akan menggulung 7 partai di DKI," tutupnya.
Baca juga:
Hanura akan sambangi Gerindra, mau rayu buat dukung Ahok?
PKS yakin satu dari tiga partai pendukung Ahok bisa tarik dukungan
Djarot sebut Megawati tunjuk Risma jadi jurkamnas Pilkada 2017
Ahok pasrah tak ikut Pilgub DKI jika Golkar tarik dukungan
PDIP: Keputusan koalisi di Pilgub DKI tetap berada di DPP partai