Sinyal Golkar ingin kadernya jadi wakil Ahok
Golkar sudah membuat simulasi siapa calon wakil gubernur untuk Ahok.
Keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal siapa calon yang akan diusung dalam Pilgub DKI 2017 kini ditunggu banyak pihak. Bukan hanya siapa yang menjadi penantang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tapi keputusan itu juga akan menentukan siapa bakal cawagub yang akan mendampingi. Mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Ahok, Partai Golkar belakangan memberikan sinyal ingin kadernya menjadi cawagub.
Dalam koalisi tiga parpol pendukung Ahok, Partai Golkar yang hanya memiliki 9 kursi di DPRD dibanding Hanura (10 kursi), dan Partai NasDem (5 kursi), tampak dominan. Tim pemenangan Ahok pun dipimpin Politikus Golkar Nusron Wahid.
Belakangan, muncul isu jika Golkar menyiapkan kadernya sebagai kandidat cawagub untuk berpasangan dengan Ahok. Meski sebelumnya Ahok sudah menyatakan akan menggandeng Kepala BPKAD Pemprov DKI Heru Budi Hartono ketika menyiapkan berkas untuk maju melalui jalur perseorangan.
Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriardi yang membocorkan sedikit soal survei itu. Menurut dia, survei itu sudah disodorkan kepada Ahok. Tinggal Ahok yang memilih mana calon wagub terbaik menurutnya. "Ahok sudah pegang data surveinya," kata Fayakhun kepada merdeka.com, Selasa (9/8).
Dia tak mau mengungkap, siapa-siapa saja yang masuk survei internal Golkar itu. Dia hanya menyatakan, di survei itu terlihat, Ahok lebih cocok disandingkan dengan Djarot Saiful Hidayat atau Heru Budi Hartono.
Dia juga mengakui, dalam survei itu ada nama kader Golkar yang disandingkan dengan Ahok. Sayang, lagi-lagi dia tak menyebut siapa orang itu. "Saya belum bisa buka, itu data internal partai," cetus dia.
"Biar Bung Ahok yang pilih sendiri," tukasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku Golkar tidak akan ikut campur dalam pemilihan wakil Ahok. Namun seolah memberikan sinyal, pendamping Ahok akan berasal dari partai politik.
"Kalau itu saya serahkan kepada Ahok. Yang jelas pak Ahok bersama-sama tim parpol Hanura, Golkar dan NasDem, itu selalu bersama-sama untuk memikirkan. Tapi kita semua serahkan ke Ahok. Ya saya yakin pasti dari partai," kata Setya di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (12/8).
Sedangkan Ketua Tim Pemenangan Ahok di Pilkada Jakarta dari Partai Golkar, Nusron Wahid mengatakan pihaknya telah melakukan simulasi soal bakal calon pendamping Ahok.
Simulasi itu, kata Nusron, partai menyiapkan dua opsi. Pertama, apabila PDIP enggan bergabung, pihaknya menyarankan Ahok untuk memilih Heru sebagai wakilnya. Kedua, jika PDIP merapat ke partai pendukung Ahok, maka pihaknya ingin Djarot Saiful Hidayat yang ditunjuk.
"Hanya memang sudah ada beberapa simulasi. Simulasi pertama adalah kalau PDIP tidak ikut gabung, maka wakilnya tetep Heru. Tapi kalau PDIP gabung dan menyodorkan nama Pak Djarot kita welcome dan kita juga hormati keputusan itu," ujarnya.
Nusron menyebut tidak ada satu pun kader Golkar yang diusulkan untuk menjadi wakil Ahok di Pilgub DKI. Untuk urusan wakil, pihaknya memberikan kebebasan seutuhnya kepada Ahok untuk memilih.
"Enggak ada. Enggak ada. Enggak ada," kata Nusron.
Informasi yang beredar, salah satu nama kader Golkar yang diusulkan di survei tersebut, nama kader Golkar Nurul Arifin disebut-sebut masuk dalam salah satu calon pendamping Ahok. Hal itu pun dibantah Nurul. Nurul memastikan kabar pencalonan dirinya sebagai wakil gubernur Ahok hanya gosip.
"Itu cuman gosip, karena kami memberikan keleluasaan kepada Pak Ahok untuk menentukan cawagubnya. Dan juga memberikan mandatnya kepada DPD DKI. Jadi pusat hanya menyetujui, untuk kewenangannya itu ada di DPD DKI Pak Fayakhun," pungkasnya.
Baca juga:
Ahok: Aku enggak mau masuk partai politik lagi
Ada 101 pilkada 2017, Djarot tak ingin cuma Pilgub DKI yang disorot
Setya Novanto ingin wakil Ahok berasal dari parpol
Ini cerita di balik kekesalan PDIP terhadap Ahok
Jawab Ongen, M Taufik sebut koalisi 3 partai Ahok justru rawan pecah
Wasekjen sebut PDIP tidak mungkin dibandingkan dengan Ahok
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar memandang peluang Anies maju di Pilkada DKI? "Jadi, karena itu bagi kami prinsipnya siapapun ya punya hak untuk menjadi calon kepala daerah, tapi tentu dukungan partai politik ini menjadi sangat penting karena itu menjadi prasyarat yang harus dipastikan bahwa seseorang bisa mencalonkan diri karena ada dukungan dari partai politik," imbuh Ace.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.