Blak-blakan Ridwan Hisjam soal Jokowi Kader Golkar Sejak 1997, Bikin KTA Tak Susah
Lazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.
Ridwan mengklaim Jokowi kader Golkar sejak lama bahkan ketika menjabat Ketua Asmindo Solo Raya.
Blak-blakan Ridwan Hisjam soal Jokowi Kader Golkar Sejak 1997, Bikin KTA Tak Susah
Nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi santer diisukan masuk dalam daftar bursa ketua umum Partai Golkar.
Bersamaan dengan isu itu merebak, Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam membuat pengakuan. Dia mengklaim Jokowi sudah menjadi kader partai beringin sejak tahun 1997. Di tahun itu, Jokowi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Solo Raya di periode 1997 sampai 2002.
Meski menyebut Jokowi sebagai kader Golkar, Ridwan tak menjawab lugas soal kartu anggota kepartaian atas nama Jokowi. Lazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.
"Kalau KTA di Golkar, kamu enggak punya KTA, besok tak keluarkan KTA-nya buat kamu. KTA itu di Golkar bukan barang baru, bukan barang susah," kata Ridwan kepada merdeka.com, Senin (18/3).
Menurutnya, persoalan kepemilikan KTA bukan hal yang sulit didapatkan di Golkar. Katanya, Golkar sebagai partai terlama memang bersifat terbuka.
"Karena apa, karena Golkar ini adalah partai terbuka, partai terlama di Indonesia. Mulai tahun 1964, enggak ada partai yang lain. PPP itu 1974. Kalau PDIP, tahun 1974 juga yang PDI, abis itu tahun 1999, gitu loh," kata Ridwan.
Sebelumnya, Ridwan menyebut Jokowi sudah menjadi kader partai sejak tahun 1997. Kala itu, Jokowi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Solo Raya di periode 1997 sampai 2002.
"Makanya dia bisa jadi Ketua (Asmindo), karena dia Golkar," kata Ridwan saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/3).
Dia bercerita, di zaman orde baru mayoritas penguasa adalah kader Golkar. Dari hal ini, Golkar seolah menjadi syarat mutlak bagi siapapun pengusaha yang ingin bergabung ke dalam sebuah asosiasi.
"Kalau yang jadi pengurus, pengurus-pengurus asosiasi itu kalau dia tidak kader Golkar tidak bisa duduk di asosiasi," tuturnya.