Ridwan Hisjam Beberkan Jejak Politik Jokowi, Masuk Golkar dan Jadi Kader PDIP karena Maju Wali Kota Solo
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam mengatakan, Jokowi menjadi kader Golkar sejak menjabat ketua Asmindo Solo Raya periode 1997 sampai 2002.
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam mengatakan, Jokowi menjadi kader Golkar sejak menjabat ketua Asmindo Solo Raya periode 1997 sampai 2002.
Ridwan Hisjam Beberkan Jejak Politik Jokowi, Masuk Golkar dan Jadi Kader PDIP karena Maju Wali Kota Solo
Kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar kian santer.
Peluang Jokowi menduduki kursi ketua umum partai berlambang pohon beirngin itu bisa mulus setelah disebut telah menjadi kader Golkar sebelum menjadi wali kota Solo pada 2005 silam.
Karier politik Jokowi yang berawal dari Golkar itu ditakan anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam. Menurut Ridwan, Jokowi sudah menjadi kader partai sejak tahun 1997, ketika menjabat sebagai Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Solo Raya di periode 1997 sampai 2002.
"Nah 1997 itu kan masih zaman orde baru, makanya dia bisa jadi Ketua, karena dia Golkar," kata Ridwan saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/3).
Ridwan lantas membeberkan jejak politik Jokowi.
Menurut Ridwan, karier politik Jokowi berlanjut dengan terjun mengikuti Pilkada Wali Kota Solo 2005.
Saat itu Ridwan mengatakan, Jokowi mencari partai sebagai kendaraan politiknya di Solo.
"Setelah Pak Jokowi mau jadi wali kota, karena dia kan sudah jadi tokoh di Solo kan, nah di Solo, mau jadi wali kota, maka dia cari partai. Karena kan enggak bisa kalau enggak pakai partai," kata Ridwan.
Jokowi dikatakan Ridwan sempat meminta dukungan Golkar. Namun saat itu, suami Iriana tersebut sudah mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang saat itu dipimpin Amien Rais dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Nah maka dia datang ke Golkar, nah sudah dapat didukung PAN ya Amien Rais sama PKS, dia dapat.
Masuk PDI Perjuangan
Ridwan melanjutkan, kala itu Jokowi memilih meminta dukungan kepada PDI Perjuangan. Sebab, suara PDI Perjuangan saat itu paling tinggi di parlemen setelah memenangkan Pemilu 1999. Hingga akhirnya Jokowi berpasangan dengan Ketua PDI Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo. Jokowi pun menjadi kader partai berlambang banteng.
"Kalau di Solo menang mayoritas juga. Maka, persyaratannya harus ngambil FX Rudy, Ketua PDI Perjuangan Solo, maka dia jadi PDI Perjuangan," kata Ridwan.