SMRC Duga Jokowi Reshuffle Kabinet Karena Alasan Politik, Sasar NasDem?
Saidiman menilai, keputusan NasDem untuk mendukung Anies Baswedan menjadi alasan untuk Jokowi meninjau kembali menteri-menteri yang berasal dari NasDem.
Peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai, tidak ada alasan yang benar-benar kuat untuk Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Jika pun itu dilakukan hanya karena pertimbangan politik saja, bukan kinerja menterinya.
"Ada dua alasan reshuffle kinerja dan alasan politik. Dari sisi kinerja, saya kira sekarang tidak ada alasan yang benar-benar kuat untuk melakukan pergantian menteri," kata Saidiman lewat pesan tertulis, Kamis (5/1).
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
Menurutnya, secara umum kinerja pemerintah cukup baik. Ekonomi juga masih tumbuh positif di tengah ancaman resesi dan inflasi global.
"IHSG juga tumbuh positif. Tingkat kepuasan publik pada kinerja presiden juga masih sangat tinggi, 74,2 persen di survei SMRC Desember 2022. Karena itu, alasan reshuffle lebih banyak soal politik," kata dia.
Saidiman menilai, keputusan NasDem untuk mendukung Anies Baswedan menjadi alasan untuk Jokowi meninjau kembali menteri-menteri yang berasal dari NasDem. Seperti Menteri Komunikasi dan informatika, Menteri Pertanian, dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
"Ini penting untuk menjaga soliditas kabinet Jokowi," kata dia.
Saidiman berpendapat, reshuffle juga penting untuk kebaikan Nasdem. Sebab, slogan yang dibawa oleh NasDem mendukung Anies adalah tentang perubahan. Artinya jalan politik yang diambil memang sudah berbeda.
"Di tingkat massa, warna pemilih NasDem juga mulai berubah, awalnya dominan pendukung Jokowi, sekarang mulai kental dengan pemilih yang anti atau tidak puas dengan kinerja pemerintah," tuturnya.
Saidiman melihat, pendukung Anies mulai menjadi pemilih NasDem, tapi belum maksimal. Dia berkata, masih lebih banyak pendukung Anies yang memilih PKS dan Demokrat dibanding memilih Nasdem.
"Saya duga ini karena posisi NasDem yang belum begitu jelas antara masih mendukung pemerintah atau sudah di luar koalisi pemerintahan," pungkasnya.
(mdk/ray)