Soal proyek listrik 35 MW, politisi PDIP ingatkan Nawa Cita Jokowi
"Butuh tindakan nyata Pemerintah untuk memihak kepada rakyat kecil," kata Andreas.
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP Andreas Eddy Susetiyo meminta Pemerintahan Jokowi-JK kembali ke esensi Nawa Cita ketimbang ngotot dengan proyek infrastruktur, pembangkit listrik 35.000 mw dan rencana pembelian 12 pesawat jenis Airbus untuk Maskapai Garuda yang notabene dikelola oleh BUMN. Sebab, kata dia, dari informasi yang ada pembiayaan semua proyek tersebut tetap mengandalkan pinjaman luar negeri.
"Poinnya adalah supaya Jokowi ingat janji kampanye. Kedua, butuh tindakan nyata Pemerintah untuk memihak kepada rakyat kecil. Yang didongkrak seharusnya daya beli masyarakat, bukan mega proyek. Kuncinya dipenguatan pangan termasuk di penyegaran Bulog," kata Andreas dalam sebuah diskusi di Kedai Kopi Deli Sarinah. Jl. Sunda No 7 Menteng Jakpus, Minggu (23/8).
Lanjut dia, jika proyek ini dilanjutkan, maka tidak mungkin terjadi defisit dan utang luar negeri semakin menumpuk.
"Ada defisit pembiayaan, di mana modal negara dibiayai oleh utang negara. Untuk menutupi defisit itu dari utang bukan surplus. Padahal UU negara bilang harus transparan. Ini yang harus kita waspadai apalagi ini utang BUMN," papar dia.
Menurut dia, soal utang luar negeri bukanlah hal yang disalahkan. Namun sesuai UU No. 17 tahun 2013 tentang pinjaman luar negeri wajib hukumnya agar rakyat mengetahui rencana Pemerintah.
"Utang memang bukan jadi masalah asal untuk produktif. Tapi definisi produktif itu seperti apa? Jangan sampai proyek tidak berjalan. Lalu ada hak rakyat untuk mengetahui," tutur politisi kelahiran Malang ini.
Hal yang sama diutarakan ketua Institute Hijau Indonesia Halim Muhammad. Kata dia, apa yang dijanjikan Jokowi dalam kampanyenya yakni mengurangi utang luar negeri malah makin dilupakan.
"Jokowi makin meninggal Nawa Cita kembali ke habitat sebelumnya yaitu memanjakan investor. Kita lihat Jokowi sebagai sales keluar negeri dibanding sebagai kepala negara. Dia bilang kepada mereka jika ada masalah panggil saya, jauh bermartabat jika rakyat bermasalah baru dia bilang panggil saya. Di sini saya lihat, dia sudah melupakan janjinya untuk kurangi utang, malah makin membuat makin meningkat," tandas dia.
Baca juga:
Ini hambatan investor kembangkan pembangkit listrik limbah sawit
Megaproyek 35 ribu mw dinilai upaya privatisasi listrik
Eks jubir Gus Dur desak pemerintah jelaskan proyek listrik & pesawat
Akbar: Proyek 35.000 MW rekomendasi Tim Transisi, bukan Pak JK
Akbar: Proyek 35.000 MW rekomendasi Tim Transisi, bukan Pak JK
Menko era Megawati sebut proyek listrik 35.000 MW bisa diwujudkan
Kritik Menko Rizal soal proyek listrik 35.000 MW perlu diperhatikan
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.