SOKSI tolak rapat Golkar rekomendasikan Plt pengganti Setnov
Plt Ketua Harian Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) yang juga salah satu ketua DPP Partai Golkar Ali Wongso membantah rapat harian tanggal 25 september 2017 bertujuan membentuk Plt ketua umum baru untuk menonaktifkan Setya Novanto. Dalam rapat itu hanya dibahas rekomendasi dan mengkaji penguatan elek
Plt Ketua Harian Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) yang juga salah satu ketua DPP Partai Golkar Ali Wongso membantah rapat harian tanggal 25 september 2017 bertujuan membentuk Plt ketua umum baru untuk menonaktifkan Setya Novanto. Dalam rapat itu hanya dibahas rekomendasi dan mengkaji penguatan elektabilitas partai Golkar.
"Jadi rapat harian itu tidak membuat keputusan tentang rekomendasi, tapi rapat harian menyetujui rekomendasi disampaikan ke ketua, tapi bukan keputusan rapat harian," kata Ali dalam Konferensi Pers Munas SOKSI 2017 di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (28/7).
"Biar jelas, itu bukan keputusan rapat, apalagi disebut pleno, bukan. Tapi itu dari sekelompok orang yang disebut tim elektabilitas dan masih mentah," imbuhnya.
Ali menegaskan, terkait status tersangka Setnov, pihaknya menghargai asas praduga tak bersalah dan mengevaluasi langkah-langkah partai Golkar ke depan. Namun bukan berarti mengikuti Plt pergantian ketua umum.
"Masalah ketum, ya kita asas praduga tak bersalah tadi ya tetap konsisten dengan konstitusi UU, dan AD/ART. Dan kita akan terus mengevaluasi langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk elektabilitas, tapi bukan berarti dengan rekomendasi Plt itu," paparnya
Menurutnya, Golkar perlu program aksi yang bisa menggerakkan konsolidasi, organisasi kader, dan keanggotaan di basis daerah, di tingkat kelurahan, desa atau kecamatan.
"Dengan begitu, kita harapkan aktualisasi peran seluruh kader Golkar di lembaga legislatif pusat hingga daerah dan eksekutif kuat dalam rangka percepatan pembangunan nasional," pungkasnya.