Suara Pileg Golkar jeblok, ormas sayap salahkan Ical nyapres
Ali Yahya menilai, penetapan Ical sebagai calon presiden tidak dipikirkan secara matang-matang.
Partai Golongan Karya (Golkar) diprediksikan dari hasil pemilihan legislatif tidak mencapai perolehan 20 persen suara untuk mencalonkan presiden. Oleh karena itu, partai pimpinan Aburizal Bakrie itu mesti berkoalisi dengan partai politik lain agar bisa mengajukan capres atau cawapres.
Ketua Umum DPP Satkar Ulama Partai Golkar Ali Yahya mengatakan masih mempertimbangkan pencalonan Ical sebagai presiden, mengingat hasil Pileg kemarin perolehan suara Partai Golkar tidak memenuhi target.
"Realitas politik mengatakan bahwa Golkar itu kan masih di bawah 20 persen untuk DPR dan di bawah 25 persen untuk suara presiden. Kalau ini tidak dipenuhi maka harus menjadi koalisi. Nah sekarang pertanyaannya partai mana yang kita bisa ajak koalisi? Sedangkan kita telah menetapkan calon presiden," kata Ali kepada wartawan di Hotel Gren Alia Prapatan Tugun Tani, Jakarta Pusat, Kamis (8/7).
Dia menilai, penetapan Ical sebagai calon presiden tidak dipikirkan secara matang-matang. Sehingga diasumsikan sebagai penyebab Partai Golkar tidak memenuhi target disebabkan penetapan capres.
"Ada beberapa hal dilemanya di mana, Undang-undang Pilpres mengharuskan 20 persen untuk DPR dan 25 persen suara, itu minimal saja kita belum apa-apa, pemilu aja kita belum, kita sudah menetapkan capres. Mestinya sebelum pemilu dong," ujarnya.
Oleh karenanya, dia berpendapat dengan perolehan suara pileg yang belum memenuhi target, maka partai berlogo pohon beringin itu harus berkoalisi. "Kita padukan Golkar dengan Gerindra atau Golkar dengan partai apa untuk memenangkan presiden," imbuhnya.