Suara Pileg jeblok, Ormas-ormas sayap 'Golkar' serang DPP
Mereka menilai sejak Orde Baru, di Pileg 2014 inilah Golkar mendapat suara terburuk.
Menyikapi buruknya perolehan suara partai dalam pemilihan legislatif 2014, DPP Golkar mengadakan pertemuan dengan seluruh ormas dan sayap partai. Dalam pertemuan yang digelar di kantor DPP tersebut, disampaikan beberapa pokok pikiran.
"Sementara jadwal pilpres, 20 adalah tanggal akhir dalam pendaftaran dan kita belum melakukan evaluasi pileg. Langkah strategis kita untuk memenangkan pilpres ini membuat keprihatinan seluruh organisasi yang secara konstitusi sah dalam Golkar," papar Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai dalam sela rapat, Jumat (5/2).
Dia menambahkan, sejak pemilihan legislatif, partai pohon beringin ini tidak pernah melakukan rapat untuk mengevaluasi perolehan suara partai. Bahkan DPP juga belum menentukan tanggal Rapimnas. Diperkirakan Golkar mendapat 14-15 persen suara dalam Pileg.
"Ormas-ormas Itu menghendaki pertemuan hari ini," ujarnya.
Yorrys menambahkan, salah satu yang menjadi penting, hampir semua menyatakan bahwa kegagalan yang dicapai Golkar dalam pemilu legislatif adalah kurang optimalnya DPP dalam menghadapi pileg.
"Dalam hal ini DKPP dilahirkan oleh DPP dalam rangka menyiapkan strategi untuk mencapai target itu dirasakan tidak maksimal," katanya.
Dia mengatakan, perolehan suara Golkar dalam pileg 2014 ini merupakan hasil terburuk dalam sejarah partai selama ini. Baik Golkar di masa orde baru maupun paska orde baru.
Untuk itu, dia meminta dalam Rapimnas nanti supaya ruang demokrasi terus diberikan kepada institusi yang memiliki hak di dalam Rapimnas. Dia. Mencontohkan, pengalaman yang paling buruk yang dilakukan pada Rapimnas ke lima kemarin DPD tingkat 1, ormas dan sayap coba dibonsai.
"Dipangkas sehingga keterwakilan seluruh DPD hanya satu, ormas hanya satu, sayap hanya satu," ujarnya.