Survei Indo Barometer: Jokowi 40,7% dan Prabowo 19,7%
Di urutan ketiga, nama Gatot Nurmantyo melesat mengalahkan elektabilitas Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono yang biasanya menempati posisi ketiga dan keempat.
Indo Barometer merilis hasil survei elektabilitas calon Presiden di Pilpres 2019 mendatang. Hasilnya, elektabilitas Joko Widodo masih unggul dibandingkan sejumlah nama lain yang muncul untuk pesta demokrasi tahun depan.
"Berdasarkan pertanyaan terbuka calon Presiden, top of mind pemilih terhadap calon presiden sebagai berikut, Joko Widodo (40.7%), dan Prabowo Subianto (19.7%)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari dalam jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Selasa (22/5).
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari Survei Poltracking Indonesia mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa yang disepakati Prabowo dan KWI? Menurut laporan Antara, Prabowo bersama Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo dan pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sepakat Pemilihan Umum 2024 harus berjalan jujur, adil, damai, dan rukun.
Di urutan ketiga, nama Gatot Nurmantyo melesat mengalahkan elektabilitas Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono yang biasanya menempati posisi ketiga dan keempat.
"Nama Gatot Nurmantyo (2.7%), Anies Baswedan (2.7%), Agus Harimurti Yudhoyono (2%)," jelasnya.
Qadari berpendapat, alasan melesatnya elektabilitas Gatot dikarenakan sang jenderal kini lebih bebas. Faktor itu juga didukung peran media yang terus memburu pernyataannya di tiap isu politik.
"Pak Gatot tidak pernah hilang dari peredaran, tetap keluarkan pernyataan seperti tetap ingin mengabdi pada negara dan siap jadi calon Presiden dan atau Wakil Presiden. Ini lebih blak-blakan, lebih banyak keliling juga kan," terang dia.
Karenanya, menurut Qadari, posisi Gatot saat ini cukup hanya menunggu. Entah bola muntah dari Prabowo atau pun partai politik yang siap meminangnya.
"Jadi kunci itu ada di Pak Prabowo karena posisi Pak Gatot sekarang itu menunggu bola muntah, posisinya membuka diri tapi nunggu bola muntah dari Prabowo atau partai lain," tutupnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 15-22 April 2018 di 34 provinsi. Survei dilakukan kepada 1.200 responden, dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei +- 2,83%, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
PKS tak keberatan jika Prabowo gaet AHY jadi Cawapres
Poros ketiga mustahil, Gerindra yakin cuma Jokowi vs Prabowo di 2019
Demokrat merapat ke Gerindra, PKS tetap incar cawapres Prabowo
Gerindra: Nama Anies Baswedan sering dibicarakan jadi Cawapres Prabowo
Gerindra tawarkan berbagi kekuasaan jika Demokrat dukung Prabowo
Poros ketiga sulit terwujud, Bamsoet nilai Jokowi akan menang lagi lawan Prabowo