Survei LSI: Ganjar ungguli semua kandidat dengan elektabilitas di atas 50 persen
Sebagai informasi, survei soal elektabilitas calon gubernur Jateng ini dilakukan pada 7 November-14 November 2017 dengan menggunakan metode multi stage random sampling. Jumlah responden. Adapun responden dalam survei tersebut berjumlah 440, dengan margin of error sebesar 4,8 persen.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei terkait elektabilitas bakal calon gubernur Jawa Tengah dan peta dukungan publik. Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI, Toto Izul Fatah mengatakan pihaknya melakukan simulasi mulai dari 23 calon hingga head to head.
Hasilnya di semua simulasi, Gubernur Jawa Tengah incumbent Ganjar Pranowo masih jauh mengungguli semua calon lain yang ada dengan rata-rata elektabilitasnya di bawah 10 persen.
"Semakin mengerucut jumlah calonnya, semakin meroket posisi elektabilitas Ganjar Pranowo. Dalam simulasi 12 calon misalnya, Ganjar Pranowo kokoh di posisi 50,9%. Begitu juga simulasi 7 calon, Ganjar Pranowo konsisten unggul dengan 56,0%, dan 5 calon unggul 57,5%," kata Toto di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
Meski unggul jauh, namun Ganjar bukan tanpa pesaing. Toto menyebut Ganjar memiliki beberapa pesaing potensial di Pilgub Jateng. Mereka adalah Ki Enthus Susmono, Kepala BNN Budi Waseso, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono dan Bupati Kudus Musthofa serta mantan Menteri ESDM Sudirman Said.
"Kandidat lain seperti Ki Enthus Susmono 7 persen, Musthofa 4,9 persen, Budi Waseso 4,9 persen, Bambang Sadono 4,8 persen, Ferry Juliantono 4,2 persen. Yang lainnya seperti Sudirman Said dan Marwan Jafar dibawah 4 persen," terangnya.
LSI juga melakukan simulasi head to head antara Ganjar dan 4 kandidat lain. Toto menuturkan, politikus PDIP itu tetap kokoh mengungguli calon lain di angka 59 persen.
"Dari 4 kandidat yang disimulasikan head to head melawan Ganjar Pranowo, yakni Budi Waseso, Ferry Juliantono, Sudirman Said dan Marwan Jafar, hanya Ferry yang bisa tembus di 10 persen melawan Ganjar Pranowo yang 59 persen. Yang lainnya di bawah 10 persen," ujar Toto.
Faktor yang membuat Ganjar konsisten unggul, kata Toto adalah dukungan yang merata di beragam segmen demografis, mulai dari suku, agama, pemilih partai, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, usia, dan jenis kelamin.
Meski demikian, Ganjar bukan tanpa ancaman. Pihaknya menjabarkan sejumlah faktor yang bisa mengancam peluang Ganjar kembali memimpin Jateng di periode kedua. Semisal, besarnya jumlah pemilih cair yang belum menentukan pilihannya.
"Masih ada sekitar 59,2 persen pemilih yang berkategori soft supporter (pemilih cair, ragu dan masih bisa berubah pilihannya)," ucapnya.
Kedua, yakni upaya dari lawan politik yang mengaitkan Ganjar dengan kasus hukum tertentu seperti korupsi e-KTP. Nama Ganjar ikut terseret dalam pusaran korupsi e-KTP dengan menerima uang bancakan proyek tersebut sebesar USD 520 ribu.
"Jika Ganjar Pranowo terlibat dalam kasus tersebut, apalagi menjadi tersangka, lalu diketahui dan diyakini oleh mayoritas publik di Jateng, bukan mustahil elektabilitasnya bisa rontok," tukasnya.
Sebagai informasi, survei soal elektabilitas calon gubernur Jateng ini dilakukan pada 7 November-14 November 2017 dengan menggunakan metode multi stage random sampling. Jumlah responden. Adapun responden dalam survei tersebut berjumlah 440, dengan margin of error sebesar 4,8 persen. Responden diwawancarai dengan tatap muka.