Surya Paloh Ajak Bisik-bisik Koalisi 2024, Ini Respons Golkar
Partai Golkar menegaskan, membuka peluang koalisi dengan partai manapun termasuk partai NasDem untuk bersama dalam mendorong capres di Pilpres 2024. Namun Golkar tetap pada keputusan hasil munas yang mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.
Partai Golkar menegaskan, membuka peluang koalisi dengan partai manapun termasuk partai NasDem untuk bersama dalam mendorong capres di Pilpres 2024. Namun Golkar tetap pada keputusan hasil munas yang mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.
"Kalau koalisi itu istilahnya bukan bisik-bisik, tapi keniscayaan dalam sistem pemilu sekarang. Partai apapun nanti pasti ada titik temu, yang pasti Golkar sampai saat ini taat hasil Munas, Airlangga capres," ujar Firman Soebagyo, Senin (8/11).
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
Hal ini menanggapi ungkapan Ketum NasDem Surya Paloh yang berencana bisik-bisik terlebih dahulu dengan Golkar untuk membangun koalisi pada 2024 nanti.
Firman menjelaskan, koalisi-koalisi yang digadang oleh para parpol itu sesuatu yang lazim. Golkar pun akan melakukan hal yang sama. Terkait jadi atau tidak berkoalisi dengan NasDem, hal itu tergantung dinamika politik yang ada.
Namun Ia memastikan selama hasil Munas Golkar tidak mengalami perubahan, maka pencapresan Airlangga Hartarto adalah perjuangan seluruh kader partai.
Tak Setuju Konvensi
Firman juga memberi pandangan terkait dengan adanya konvensi dalam menghasilkan capres 2024. "Golkar juga dulu melakukan konvensi, tetap kalah juga sama SBY. Karena konvensi yang menentukan elit partai, bukan masyarakat," ujarnya.
Firman menegaskan, penentuan capres oleh pimpinan partai melalui konvensi tidak merepresentasikan rakyat.
Bahkan Ia mencontohkan banyaknya ketua partai yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR, tidak dipilih rakyat.
"Artinya kan yang dipilih oleh ketua partai belum tentu representasi dari rakyat.Kira kira seperti itu," tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Firman dalam koalisi ada aturan-aturan yang perlu dibuat dan disepakati. Firman menegaskan kembali hingga saat ini belum ada pembicaraan dengan Nasdem terkait koalisi dan konvensi yang akan digelar Nasdem.
"Sampai sekarang kita belum ada pembicaraan. Itu kan tingkat tinggi partai, antar ketum. Kita pokoknya ikut komando ketum," katanya.
Bisik-bisik Paloh
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan dirinya akan membahas koalisi dengan Partai Golkar secara pertemanan.
"Golkar mau (konsolidasi) nggak? Kan belum tentu, nanti kita lihat, kita coba bisik-bisik dulu ya. Kita duduk mungkin, secara pertemanan ya," kata Surya Paloh kepada wartawan di Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/10).
Menurutnya, pembahasan tersebut tak bisa dilakukan langsung secara formal. Ini disebabkan harus terdapat kesepakatan di awal di antara kedua belah pihak.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)