Tak ada nama Ahok dan Risma dalam daftar cagub DKI versi Demokrat
Partai Demokrat memprioritaskan delapan nama cagub yang lolos penjaringan internal, namun tak menutup opsi calon lain.
Partai Demokrat telah menyiapkan delapan nama cagub dan cawagub yang lolos tahapan penjaringan di DPD Partai Demokrat DKI Jakarta. Dari delapan nama itu tak ada nama calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Enggak ada (nama Ahok), Risma juga enggak ada," kata Sekjen DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jumat (19/8).
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
Tidak ada nama Ahok maupun Risma karena keduanya tidak mendaftarkan diri mengikuti proses penjaringan Partai Demokrat. Karena itu, partai Demokrat hanya fokus menggodok delapan nama yang lolos setelah melalui serangkaian proses penjaringan.
"Bagaimana kita memberikan kalau dia tidak datang, jadi itu sama saja seperti bagaimana pintu itu dibuka tapi enggak lewat depan rumah," ujar Hinca.
Diakuinya, Ahok maupun Risma memiliki elektabilitas tinggi dan teruji integritasnya. Peluang keduanya menang memenangkan Pilgub DKI juga cukup tinggi. Pihaknya memprioritaskan delapan nama yang lolos penjaringan tapi tidak menutup mencari calon lain di luar itu.
"Apabila dari nama-nama yang kita sorong tidak mendapat yang pas, tentu kami mencari nama yang lain. Kan kita tidak boleh buntu. Nah karena itu kami masih menunggu dari hasil delapan nama itu, sambil kami mencari nama yang lain," papar Hinca.
"Jadi dari 8 tadi kita akan tanya kiri kanan, nama-nama siapa yang bakal muncul kita lihat dalam waktu mendatang," tambah Hinca.
Baca juga:
PPP tegas tak gabung PDIP jika usung Ahok-Djarot
Ahok sebut cuma minta Djarot, bukan dukungan PDIP
Cerita Ahok merayu Mega demi berduet dengan Djarot di Pilgub DKI
Panas dingin hubungan Ahok dengan PDIP
Ahok bantah temui Megawati untuk minta dukungan di Pilgub DKI