Tak dapat Cawapres, PKS buka opsi abstain di Pilpres 2019
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertimbangkan untuk abstain atau tidak bersikap di Pilpres 2019. Sikap itu kemungkinan akan dilakukan jika kader PKS tidak dipilih menjadi calon wakil presiden oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertimbangkan untuk abstain atau tidak bersikap di Pilpres 2019. Sikap itu kemungkinan akan dilakukan jika kader PKS tidak dipilih menjadi calon wakil presiden oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"(Abstain) Itu salah satu opsi yang mungkin diambil kalau memang situasinya tidak memungkinan," kata Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin saat dihubungi, Rabu (1/8).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Mengapa Prabowo Subianto diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.”
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang membuat Prabowo Subianto unggul di Pilpres 2024? Mubarok menjelaskan selain mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi, sosok Prabowo Subianto yang tegas dan humanis juga merupakan daya tarik bagi masyarakat luas untuk memilihnya pada kontestasi demokrasi mendatang.
Suhud menuturkan, PKS masih menunggu keputusan soal cawapres yang dipilih oleh Prabowo. Pihaknya masih berpegang kepada putusan Majelis Syuro yang mengajukan 9 kader sebagai cawapres.
Selain keputusan Majelis Syuro, PKS juga menimbang hasil rekomendasi ijtima ulama GNPF dan tokoh nasional. Ijtima ulama merekomendasikan dua nama cawapres yaitu Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri mendampingi Prabowo.
"Iya jadi posisi kami menunggu apa keputusan Pak Prabowo. Mungkin koalisi bisa tetap berjalan. Jika tidak ya mungkin ada pembicaraan," ungkapnya.
Jika cawapres yang dipilih di luar 9 nama kader atau hasil rekomendasi ijtima ulama GNPF dan tokoh nasional, maka masalah itu akan dibawa ke Majelis Syuro untuk menentukan sikap.
"Nah berarti ketika nama lain yang keluar kami akan membawa kembali ke DPP dan Majelis Syuro. Apakah itu diterima atau tidak itu tergantung pembahasan itu," tegasnya.
Namun, Suhud membantah pembahasan koalisi mentok karena PKS dan PAN ngoto minta jatah cawapres. Pembahasan cawapres Prabowo hingga saat ini masih berlangsung.
"Bukan mentok sih ya, tapi belum ada kesamaan sikap dan pandangan, belum ada kesepahaman. Itu kan perlu waktu untuk bisa menentukan. Belum mentok, tapi masih proses pembahasan," tandas Suhud.
Baca juga:
Demokrat merapat, PKS ingatkan komitmen Prabowo soal Cawapres
MUI Jabar: Gerakan ganti presiden dominan unsur provokasi dan inkonstitusional
Menurut survei Median, ini 3 cawapres terkuat buat Prabowo Subianto
Jika jadi wapres, Cak Imin janji tuntaskan kasus penyerangan Novel Baswedan
Demokrat nilai koalisi Prabowo tak ada kemajuan, PKS-PAN belum legowo soal cawapres
Sekjen Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat bertemu bahas cawapres Prabowo malam ini
Cak Imin: Belum yakin saya Pak Prabowo maju