Tak mau seperti Soeharto, JK tolak maju jadi cawapres lagi
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan tidak akan maju dalam laga Pilpres 2019. Dia mengakui tidak ingin kembali terulang seperti kejadian di masa Presiden ke-2, Soeharto yang memimpin selama 32 tahun.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan tidak akan maju dalam laga Pilpres 2019. Dia mengakui tidak ingin kembali terulang seperti kejadian di masa Presiden ke-2, Soeharto yang memimpin selama 32 tahun.
"Saya berterima kasih. Tapi kita harus mengkaji baik-baik Undang-undang. Tentu itu daripada itu kita tidak ingin terjadi masalah. Waktu orde baru. Pada saat Pak Harto tanpa batas. Tentu ada batasnya," kata Jusuf Kalla saat membuka Rapat Nasional Institusi Lembang 9 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (26/2).
Dia mengatakan kembali lagi pada peraturan pada pasal 7 Undang-undang Dasar 1945. Isinya: Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. "Walaupun ada argumentasi lain. Ya tentu apa di (tafsirkan) MK, MA," kata JK.
Tetapi dia menjelaskan usai mengemban jabatan selama lima tahun sebagai wakil Presiden, dia bercita-cita akan mengabdi dalam bidang pendidikan, ekonomi dan perdamaian. Walaupun kata dia pengabdiannya tidak dalam pemerintahan.
"Saya mau ke mana? Bersama-sama Anda semua. Tapi tentu seperti saya katakan. Sudah telanjur aktivis di pemerintah tentunya pensiun susah, maka otomatis ditawarkan. Ya tentu akan bekerja, aktivitas sosial, keagamaan dan perdamaian. insya Allah seperti itu," ungkap JK.
(mdk/bal)