Takut gratifikasi, Akom belum mau bayar Rp 1 M buat Munaslub Golkar
Akom tunggu penjelasan panitia munaslub Golkar dan KPK soal mahar Rp 1 miliar.
Bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin (Akom) mengaku belum berani membayar uang mahar senilai Rp 1 miliar. Dia takut dianggap turut serta melakukan money politic atau gratifikasi sebagai pejabat negara.
"Nanti kami nunggu klarifikasi SC kepada KPK, apakah dapat dibenarkan apa tidak oleh KPK, kami menunggu itu semua dari SC," kata Akom di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (4/5).
Ketua DPR ini mengakui bahwa dia tengah mengumpulkan dana bantuan dari para kadernya. Hal tersebut untuk memenuhi persyaratan bayar mahar.
"Ada yang Rp 10 juta, Rp 5 juta sesuai kemampuan," tuturnya.
Akom menegaskan, dirinya selaku kader memang harus menuruti AD/ART dan aturan partai. Namun sebagai warga negara, dia juga harus patuh pada aturan negara.
"Kalau tidak dibenarkan, tentu saya juga harus tunduk dan patuh pada keputusan KPK. Karena KPK keberadaannya didukung undang-undang. Saya berharap DPP Golkar dari panitia pengarah ikut ini juga. Kami tidak mau melakukan sesuatu yang melanggar undang-undang," jelasnya.
"Saya patokannya adalah DPP Partai Golkar. DPP Partai Golkar sudah memutuskan seperti yang anda sampaikan. Tapi saya harus tunduk pada undang-undang dan pihak berwenang menyangkut hal ini," imbuhnya.
Untuk diketahui, Munaslub Golkar kembali dimajukan menjadi tanggal 15 hingga 17 Mei mendatang. Mundurnya Idrus Marham, bakal calon semula yang berjumlah 11 menjadi 10 saja.
Beberapa di antaranya yaitu Ade Komarudin, Priyo Budi Santoso, Azis Syamsuddin, Airlangga Hartanto, Mahyudin, Syahrul Yasin Limpo, Setya Novanto, Indra Bambang Utoyo, Watty Amir, dan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.
Baca juga:
Jika jadi Ketum Golkar, Setya Novanto akan tiru gaya blusukan Jokowi
Saat terima pendaftaran, Rambe keceplosan ucap 'Novanto bos saya'
Bayar mahar caketum Golkar Rp 1 M, Mahyudin kuras tabungan istri
Mahyudin soal mahar Rp 1 M: Jangankan uang, rumah saya jual!
Panitia Munaslub tak gubris KPK sebut Rp 1 M sebagai politik uang
Daftar Caketum, Setnov diwakafkan istri demi kejayaan Golkar
Cerita Tommy Soeharto dapat suara nihil di Munas Golkar 2009
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan utama yang diutarakan oleh Hetifah Sjaifudian terkait penolakan Munaslub Partai Golkar? "Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan. Saya kira semua paham, Golkar hari ini masih tetap menghiasi landscape politik Indonesia," jelasnya.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.