Tangisan Ahok dalam sidang dianggap momen biasa dialami manusia
Cibiran terhadap tangisan Ahok salah satunya disampaikan Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto. Dia menuding Ahok mencari simpati dengan menangis dalam menjalani sidang perdana kasus dugaan penistaan agama.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terdakwa kasus penistaan agama, sempat menangis saat membacakan nota pembelaan. Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit, melihat tangisan Ahok sebagai momen biasa dialami para manusia.
Menurut dia, gubernur DKI Jakarta nonaktif itu hanya menceritakan kehidupannya pernah besar dengan keragaman. "Dia itu nostalgia sama kehidupannya yang dekat dengan orang-orang lain agama. Saya kira itu biasa saja," kata Arbi kepada merdeka.com, Selasa (13/12).
Banyaknya cibiran atas tangisan Ahok, dirinya melihat ini seharusnya tidak dilakukan. Sebab, setiap orang diyakini pernah merasakan hal serupa dalam menjalani hidup di Tanah Air.
"Ya sebagai manusia, segi kehidupannya seperti itu. Dia juga ingin menunjukkan (dalam sidang), dia punya perasaan dan enggak mungkin dia punya niat jahat buat agama lain," ujarnya.
Cibiran terhadap tangisan Ahok salah satunya disampaikan Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto. Dia menuding Ahok mencari simpati dengan menangis dalam menjalani sidang perdana kasus dugaan penistaan agama. Yandri menilai tangisan Ahok hanyalah air mata buaya.
"Saya kira itu nangisnya air mata buaya. Itu modus. Tujuannya nyari simpati," kata Yandri di Gedung DPR.
Yandri juga meyakini hakim tak akan terpengaruh dengan tangisan Ahok tersebut. Anggota Komisi II DPR ini menilai hakim tetap akan mengedepankan fakta dalam kasus ini.
"Saya yakin hakim berpatokan dengan fakta yang sudah diungkap polisi kemudian kejaksaan dan kejaksaan sudah sampaikan pasal yang dituduhkan ke Ahok," tegasnya.
Sementara, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut bahwa tangisan Ahok asli. Dia bahkan mengakui akan menangis juga bila berada dalam posisi serupa. Fahri juga menilai hal wajar orang dianggap 'ganas' seperti Ahok dapat menangis karena menghadapi guncangan begitu besar dalam persidangan dan mendapatkan sorotan begitu besar.
"Saya bisa mengerti orang seganas Ahok bisa menangis. Karena soal hati ini kan," kata Fahri.
Fahri menilai Ahok bukanlah sosok yang pandai bermain peran. Sebab itu, Fahri meyakini tangisan Ahok bukanlah dibuat-buat hanya demi mendapatkan simpati dari publik. "Akting itu orang yang memiliki pengendalian diri yang baik. Dia kan tidak menunjukkan pengendalian diri yang baik. Kalau dia harus akting kan tidak sesuai dengan karakter dia. Ini pandangan manusiawi saya," ungkapnya.
Tangisan Ahok, menurut Fahri, dikarenakan goncangan keyakinan dalam diri mantan Bupati Belitung Timur tersebut menghadapi kasus penistaan agama. Terlebih, kasus ini mengundang reaksi banyak orang dan bukan kasus hukum biasa.
"Nggak gampang orang menjadi tegar dengan kondisi seperti ini. Apalagi ada dramatisasi yang luar biasa," terangnya.