Tangisan Megawati Dikalahkan SBY saat Pemilu
Megawati memang sosok yang berhati keras, bahkan amat keras sebagaimana digambarkan oleh AM Hendropriyono, salah satu pembantu terdekatnya. Tidak ada seorang pun yang berhasil membujuknya untuk datang ke MPR hari itu.
Kekecewaan dan kemarahan Megawati Soekarnoputri tak bisa disembunyikan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata maju menjadi calon presiden di Pemilu 2004. Terlebih, Megawati sebagai calon inkumben kalah oleh SBY.
Megawati memang sosok yang berhati keras, bahkan amat keras sebagaimana digambarkan oleh AM Hendropriyono, salah satu pembantu terdekatnya. Tidak ada seorang pun yang berhasil membujuknya untuk datang ke MPR hari itu.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Bagaimana cara SBY menggambarkan pertemuan dengan Megawati? "Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY di akun twitter resminya, Senin (19/6).
-
Mengapa Megawati, SBY, dan JK dianggap sebagai King Maker? Megawati, SBY dan Jusuf Kalla secara tidak langsung ikut bertarung di Pemilu 2024.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
Seorang informan lain mengatakan, mungkin Mega khawatir bahwa ia tak mampu mengendalikan perasaannya jika harus menyaksikan langsung upacara pelantikan Presiden SBY di gedung DPR/MPR. Meskipun Mega sudah mengatakan pemilu adalah kemenangan rakyat.
"Siapa pun yang menang pemilu harus diterima, karena ini adalah kemenangan kita semua, kemenangan rakyat Indonesia," kata Megawati pada 5 Oktober 2004. Demikian dikisahkan dalam buku 'Dari Soekarno Sampai SBY, Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa' karya Tjipta Lesmana.
Suara Megawati Tersendat-sendat
Semua yang hadir bisa mendengar cukup jelas bahwa Mega mengucapkan dengan suara tersendat-sendat. Mega sedih dan menangis. Sungguh galau hatinya ketika itu sebab ia tahu bahwa hanya dalam hitungan hari, ia dan keluarganya sudah harus meninggalkan Istana Merdeka, simbol supreme power Republik ini.
Tapi yang paling menyakitkan: orang yang bakal menjadi penghuni baru Istana adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah eks pembantunya sendiri.
Sore harinya, Mega mengundang warga sekitar dan para kader PDIP untuk menghadiri acara open house serta buka puasa bersama. Tepat pukul 17.30 WIB Mega muncul dengan busana muslim berwarna biru dengan motif bunga-bunga putih. Ia menyempatkan diri untuk berpidato, kendati cuma 10 menit.
Megawati Tabuh Genderang Perang
"Saya katakan, kita bukan kalah (dalam pemilu), tapi kurang suara. Jangan merasa kita kalah, tapi kita hanya kekurangan suara!" kata Mega.
Untuk itu, Mega bertanya kepada para pendukungnya apakah mereka siap untuk merebut kembali 'kursi' yang lepas itu. Hadirin setempat menjawab dengan suara keras. "Siap!." Mega pun kelihatan terhibur.
Maka sejak hari itu, hari ketika SBY dilantik sebagai Presiden RI yang keenam, 'genderang perang' sudah ditabuh Megawati. Secara demonstratif ia menyatakan perang kepada SBY: ia bertekad merebut kembali kursi kepresidenan yang dikatakan 'lepas' ke tangan SBY dalam Pemilu 2004.
(mdk/eko)