Tanpa Fitnah dan Hoaks, Jokowi-Ma'ruf Yakin Menang 80 Persen di Bali
Trenggono juga memetakan untuk basis suara Jokowi pada Pilpres tahun 2014 yang menang selain di daerah Bali, juga di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Bali, Jokowi-Ma'ruf mengadakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dihadiri oleh perwakilan partai koalisi.
Acara Rakerda yang bertempat di Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, juga sekaligus melakukan pengukuhan tim kampanye daerah koalisi Indonesia kerja Provinsi Bali.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Wapres Ma'ruf Amin dijadwalkan mencoblos? Ma’ruf dan keluarga dijadwalkan menggunakan hak pilihnya pukul 09.00 Wib.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Pengukuhan tim disahkan oleh Sakti Wahyu Trenggono selaku Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pusat, untuk mengukuhkan tim kampanye daerah koalisi Indonesia kerja Kabupaten dan Kota se Bali dan tim hukum dan advokasi Indonesia kerja Joko Widodo dan Ma'ruf Amin Provinsi Bali, Minggu (16/12).
"Acara ini, lebih kepada konsolidasi. Jadi Bali sebagai basis kekuatan utama, kita berharap bisa menang besar," kata Trenggono saat jumpa awak media.
Trenggono juga optimis untuk perolehan suara di Bali yang meraup 80 persen, karena di komandani oleh I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan, selaku ketua tim kampanye daerah koalisi Indonesia kerja Provinsi Bali.
"Kalau bisa lebih dari 80 persen. Jelas satu angka yang kita harapkan bisa dicapai di Bali. Karena di tahun 2014 cukup signifikan 71 persen," imbuhnya.
Trenggono juga memetakan untuk basis suara Jokowi pada Pilpres tahun 2014 yang menang selain di daerah Bali, juga di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Sementara, mengaca pada tahun 2014, perolehan suara Jokowi yang kecil atau kalah adalah di Aceh, Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Namun pihaknya akan fokus pada daerah tersebut. Tetapi pada prinsipnya di seluruh daerah di Indonesia untuk meruap suara di Pilres 2019 mendatang.
"Bahwa ada penekanan-penekanan di daerah yang dulu kalah iya. Kita cukup all out di situ. Intinya adalah memberikan penjelasan yang masuk akal kepada masyarakat yang sebelumnya seperti apa dan saat ini seperti apa. Apabila itu dilanjutkan untuk waktu 5 tahun dalam periode berikutnya, harapannya adalah bisa memberikan manfaat yang sangat besar buat bangsa ini," ungkapnya.
Trenggono juga menjelaskan, untuk kendala dalam Pilpres saat ini, adalah tentang soal fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada Jokowi.
"Paling kencang isu PKI, Bapak Jokowi rasanya umurnya tidak beda jauh sama saya. Hanya beda satu tahun saja. Pada waktu PKI ada itu tahun 1965. Sementara beliau baru berumur 4 tahun lahir tahun 1961. Tapi bisa kan difoto kelihatan seolah-olah Bapak Jokowi ada di situ," ujarnya.
Dengan adanya fitnah dan hoaks tersebut, Trenggono menilai sebuah penyesatan. Karena di era informasi digital, segalah macam metode dan cara di influence ke masyarakat.
"Menurut saya generasi-generasi yang muda ini, mereka yang belum tahu persis seolah-olah itu benar. Tapi kalau disadarkan saya kira bisa," ujarnya.
Trenggono juga memaparkan, untuk saat ini program TKD melakukan konsolidasi di seluruh Indonesia. Namun fokusnya ada dua hal. Pertama adalah konsolidasi untuk memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan pemerintah selama ini. Kemudian yang kedua adalah mengantisipasi hoaks dan fitnah.
"Pertama adalah konsolidasi untuk memberikan penjelasan yang bekerjasama keseluruhan partai koalisi di dalamnya itu ada caleg-caleg dari Caleg DPRI Pusat, DPRD Provinsi untuk sosialisasi. Kita berharap mereka memberikan pemahaman tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah ini," harapnya.
"Kemudian di sisi lain, menangkis isu di sosial media khususnya di daerah. Di Bali, diaktifkan kembali sosial medianya untuk antisipasi terhadap hoaks. Jadi intinya, kalau orang itu melemparkan hoaks dan fitnah karena memang tidak ada cara lain mengalahkan kecuali dengan fitnah. Kita khawatirkan, kalau masyarakat ini termakan oleh isu fitnah dan hoaks tersebut," ujar Trenggono.
Baca juga:
Jokowi Minta Babinsa Mampu Cegah Konflik di Masyarakat
SBY: Saya tidak pernah menuduh PDI Perjuangan
Nenek Musinem: I Love You Bapak Jokowi
KPU Jamin Hak Suara Disabilitas Mental di Pemilu 2019
KPU Jamin Kotak Suara Berbahan Karton Kuat dan Aman
Jumlah DPT Penyempurnaan 192 Juta, Masih Bisa Bertambah atau Kurang
Jokowi Soal Perusakan Baliho Demokrat: Semua Pihak Jaga Ketenangan