Taufik Kurniawan: Bangsa asing terus berupaya memecah belah merampas kekayaan RI
Taufik Kurniawan: Bangsa asing terus berupaya memecah belah merampas kekayaan RI. Dia berharap, peringatan Hari Pahlawan tidak sekadar menjadi kegiatan seremonial yang diperingati setiap tahun. Menurut dia, selain mengenang pengorbanan pahlawan, Hari Pahlawan harus dijadikan momentum untuk melanjutkan perjuangan.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menilai, saat ini Indonesia membutuhkan sosok pahlawan yang berjuang untuk membebaskan kebodohan, kemiskinan, serta mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. Pernyataan itu terkait peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November kemarin.
"Terlebih, bangsa asing terus berupaya mengintervensi, memecah belah, dan merampas kekayaan alam Indonesia," kata Taufik Kurniawan dikutip dari Antara, Senin (13/11).
Dia mengatakan, meskipun perjuangan kemerdekaan telah usai, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepahlawanan tidak pernah selesai.
Menurut dia, pahlawan di masa lalu berjuang mengusir penjajah yang melakukan penindasan, tindakan sewenang-wenang, serta merampas sumber daya alam Indonesia.
"Saat ini, Indonesia sudah merdeka, sudah tidak ada penjajah dalam arti fisik. Namun, perjuangan belum selesai. Masih ada penjajahan dalam bentuk lain yang harus kita merdekakan," ujarnya.
Dia berharap, peringatan Hari Pahlawan tidak sekadar menjadi kegiatan seremonial yang diperingati setiap tahun. Menurut dia, selain mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan, peringatan Hari Pahlawan harus dijadikan momentum untuk melanjutkan perjuangan bangsa.
"Sebuah ungkapan mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Ungkapan ini mengingatkan sekaligus mengajak kita untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita para pejuang kemerdekaan, para pahlawan bangsa," katanya.
Wakil Ketua Umum DPP PAN itu mengatakan, kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah buah perjuangan dan anugerah Tuhan dan cara kita untuk mensyukurinya dengan melanjutkan perjuangan, menjadi pahlawan untuk melawan kemiskinan, kebodohan, dan kemajuan bangsa.
Menurut dia, dalam setiap perjuangan bangsa dan peradaban, biasanya terdapat tiga tahapan, yakni generasi pejuang, generasi pembangun, dan generasi penikmat kemerdekaan.
"Namun saya berharap tahapan perjuangan dan bangunan peradaban Indonesia tidak pernah sampai pada generasi penikmat," ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat Indonesia wajib bersyukur namun tidak boleh puas karena biasanya, hancurnya sebuah peradaban disebabkan oleh generasi penikmat, generasi yang lupa akan cita-cita dan nilai luruh perjuangan bangsa.
Menurut dia, Indonesia lahir dengan cita-cita besar, di antaranya berperan aktif dalam menjaga ketertiban dan kedamaian dunia.