Tensi Tinggi Debat Pilkada Sumut, Bobby Nasution Vs Edy Rahmayadi Saling Serang sampai Emosi
Calon Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi terlibat saling serang mengoreksi kebijakan masing-masing selama menjadi kepala daerah.
Debat kedua Pilkada Sumut berlangsung dalam tensi tinggi. Calon Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi terlibat saling serang mengoreksi kebijakan masing-masing selama menjadi kepala daerah. Panggung debat menjadi panas.
Misalnya, saat Edy menyindir Bobby terkait Blok Medan dalam bisnis tambang di Maluku. Bobby sampai naik pitam mendengar sentilan dari Edy. Bobby balik menyerang lewat pembangunan halaman rumah dinas rumah gubernur Sumatera Utara yang memakan biaya Rp2 miliar.
- Pendukung Bobby Nasution Teriak Yel-Yel Sindir Edy Rahmayadi: Sedikit-Sedikit Marah
- Edy Rahmayadi Jawab Sindiran Bobby 'Suka Takuti Wali Kota': Buktinya Kepala Daerah Tidak Takut
- Catat, Ini Jadwal Debat Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut 2024
- Bobby Nasution: Kenapa Saya Berani Maju di Pilgub Sumut 2024?
Saling serang Bobby melawan Edy ini berlangsung hampir sepanjang debat. Pendukung yang hadir menjadi riuh mendengar jagoan masing-masing berdebat panas.
Berikut kumpulan debat panas antara Bobby dan Edy malam tadi:
1. Edy Sindir 'Blok Medan'
Edy Rahmayadi tiba-tiba menyinggung soal istilah Blok M yang sempat dikaitkan dengan Cagub nomor urut satu, Bobby Nasution.
Sekadar mengingatkan, kode ‘Blok Medan’ muncul dalam persidangan perkara dugaan suap izin usaha pertambangan (IUP) terdakwa mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba.
Mulanya, Edy menyinggung soal pertambangan seharusnya dirawat dengan baik untuk kepentingan rakyat. Tetapi, dia menyayangkan ketika mendengar informasi bahwa di luar Sumatera Utara ada pihak-pihak yang mengurus tentang tambang. Tepatnya di Maluku Utara. Dia meminta pendapat Bobby atas isu itu.
Mendapat pertanyaan itu, Bobby awalnya tak menjawab. Dia hanya berfokus pada Pasal 33 ayat 3 yang sebelumnya disinggung Edy. Dia mengatakan bagaimana pertambangan yang dilakukan di Sumut jangan sampai merusak lingkungan seperti yang terjadi saat ini.
"Banyak tambang ilegal dibiarkan sama provinsi, banyak jalan rusak, karena tambang liar yang dibiarkan, galian c dibiarkan merusak jalan tonase berlebih," kata Bobby.
Merasa pertanyaan tak dijawab, Edy kembali menyinggung soal Blok Medan dalam bisnis tambang di Maluku.
"Saya tak rela Medan dipakai untuk di Maluku Utara, ini jadi isu nasional, isu internasional, saya ingin ini diklarifikasi sehingga rakyat Sumut tahu semuanya, saya tidak mau menuduh, saya dengar itu dari pengadilan, itu sah, dari media bicara Blok Medan, saya tidak mau disebut itu Blok Medan," ujar Edy.
Bobby kemudian menjawab. Dia menegaskan kalau Edy merasa ada hal tak beres terkait permasalahan itu silakan melapor ke penegak hukum.
"Kalau merasa dari kami ada melanggar, laporkan pak, kami tunggu laporannya, ada mekanisne hukum, jangan cuma gara-gara baca di media, bapak bawa ke ranah debat, bapak mau pernyataan saya di depan ini, bapak laporkan dulu, selama laporkan ada hal-hal yang kami lakukan mangkir dari situ baru pak, bapak kami suruh," ujar Bobby.
"Coba bilang denger-denger isu bapak bilang bapak nggak mau curiga bapak bilang lapor kan pak laporkan ini yang bisa kami sampaikan kalau memang ini yang Bapak perlukan untuk masyarakat Sumatera Utara silakan Pak silakan Ini yang harus Bapak lakukan silakan terima kasih," kata Bobby menambahkan.
2. Medan Kota Terkotor
Saat membahas soal pengolahan sampah, Edy menyebut Medan merupakan kota terkotor di Indonesia. Bobby Nasution merupakan Wali Kota Medan periode 2019-2024.
“Pada kesempatan ini perlu saya sampaikan Kota Medan adalah terkotor di seluruh Indonesia,” ucap Edy dengan suara lantang.
Bobby langsung merespons pernyataan Edy. Dia mengakui Medan pernah menyandang status kota terkotor di Indonesia. Namun, status itu disematkan ke Medan saat dirinya belum menjabat Wali Kota.
“Medan memang pernah jadi kota terjorok di Indonesia tapi sebelum saya wali kotanya pak,” ucap Bobby sambil tersenyum.
Bobby mengklaim, setelah dirinya menjabat Wali Kota Medan langsung melakukan pembenahan. Setelah melakukan penataan, Medan akhirnya mendapatkan penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Bobby lalu menyindir Edy. Menurut Bobby, Edy tidak membaca data.
“Mohon maaf Pak Edi, harusnya bisa lihat data lah,” kata Bobby.
Bobby juga mengungkit sikap Edy yang tak bisa membedakan Balai Besar dan Balai Latihan Kerja (BLK) di Medan.
“Dari tadi salah Balai Besar dibilang BLK. Ini harus bisa lihat data,” ujar Bobby.
3. Bobby Serang Halaman Rumah Dinas Rp2 M
Bobby Nasution menyinggung pembangunan halaman rumah dinas rumah gubernur Sumatera Utara yang memakan biaya Rp2 miliar. Sindiran itu disampaikan Bobby saat menanggapi penjelasan calon nomor urut 02 Edy Rahmayadi mengenai konektivitas transportasi di daerah terpencil.
Menurut Bobby, moda transportasi di daerah-daerah terpencil kurang efektif. Bahkan dua bulan bisa hancur karena infrastruktur hancur, oleh karena itu ke depan infrastruktur harus dijadikan keutamaan.
"Kalau tadi dibilang desa, jalan desa jalan rusak yang lain dibilang punya nasional memang gubernur kerjanya mau ngapain. Mohon izin pak Edy saya baca-baca di media bapak hanya untuk benerin halaman rumah dinas gubernur Rp2 miliar pak keluarnya tapi untuk jalan yang lain tak ada. enggak mau, malah kepala desa lah, bupati lah wali kota lah pemerintah pusat lah. Jangan hanya rumah dinas pak yang diaspal," kata Bobby dalam debat publik kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 2024 bertema 'Peningkatan Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan' di Hotel Santika Dyandra, Kota Medan, Rabu (6/11).
Edy lantas menyindir balik Bobby mengenai bus listrik. Menurut dia, hanya 20 persen yang gunakan kendaraan berbasis listrik. "Lebih cepat gunakan kendaraan lain daripada bus listrik tersebut, perlu kajian bukan sekadar dadakan. Semua bisa kita lakukan," timpal Edy.
"Kalau boleh tadi pak, bus listrik itu bukan pusat, kami kerja sama dengan swasta, bukan dari pemerintah pusat harus ke provinisi baru ke wali kota, kami cari sendiri, investor," kata Bobby.
4. Bobby Klaim Kena Prank Edy
Momen itu terjadi ketika Bobby menjelaskan mengenai pertanyaan dari panelis debat mengenai solusi mengenai pemanfaatan pembuangan sampah di Sumatera Utara ketika terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur.
Semula, calon wakil gubernur nomor urut 1, H Surya mengatakan, permasalahan sampah perlu diambil arif dan bijaksana. Jika terpilih memimpin Sumut, Surya mengatakan akan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk membangun tempat pembuangan sampah akhir regional.
"Kami sudah mendengar bahwa tempat pembuangan akhir regional untuk membidangi ini sudah pernah direcanakan namun tidak ada realisasinya. Di kota Medan sudah menyiapkan lahan di STN Hilir yang menjadi tanggung jawab gubernur belum pernah terwujud," kata Surya.
Bobby kemudian ikut menambahkan penjelasan Surya. Bobby mengaku pernah terkena prank Edy mengenai pembangunan tempat akhir sampah di Medan.
"Kami sudah mengikuti arahan Pak Edy ketika menjadi gubernur ntuk membuat tempat pembuangan akhir regional di STN Hilir Deli Serdang pengadaan kami sudah beli 20 hektar lahan tapi kena prank ditinggal gitu saja sampai hari ini enggak jelas," kata Bobby.
5. Ribut soal Banjir
Bobby menagih janji kampanye Edy di periode pertama menjabat Gubernur Sumut. Yakni, penanganan banjir yang dijanjikan Edy bakal rampung di tahun 2022.
"Berikutnya yang harus sampaikan juga, kita mengingat kita ini berjanji. Dulu bapak pada periode pertama pada masa kampanye bapak ingat juga pernah berjanji kalau katanya jadi gubernur Sumatera Utara, banjir di kota Medan, banjir di Sumatera Utara akan selesai Tahun 2022. Ada jejak digitalnya pak," serang Bobby dalam debat kedua Pilkada Sumut, Rabu (6/11).
Menjawab pertanyaan Bobby, dengan santai Edy mengatakan saat itu tengah terjadi pandemi Covid-19.
"Yang kedua, 2019 yang rencananya kita akan kerjakan sesuatu kita harus bayar utang 2020 sampai 2022 akhir itu kita covid pak Bobby. Termasuk kota Medan," jawab Edy.
Bahkan, Edy menyinggung penanganan Covid saat itu digarap oleh provinsi bukan kota. "Kota Medan itu Pak Bobby Walikota, Covid yang menangani provinsi bukan kota Medan Rumah Sakit dibikinkan semua. Tapi makanya saja saudara-saudara saya rakyat Sumatera Utara ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus kita tunaikan ke depan. Pilihlah kami berdua segera akan kami tunaikan pekerjaan ini kami selesaikan jangan dipilih yang belum masih memperkirakan ini yang perlu disampaikan semoga dipahami," tuturnya.
6. Bobby Sindir Pariwisata Tak Diperhatikan
Bobby menyindir sektor pariwisata di Sumut banyak belum tersentuh selama Edy menjabat gubernur lima tahun. Padahal Sumut memeliki sejumlah pariwisata unggulan seperti Danau Toba, Brastagi hingga Kepulauan NIasa.
"Banyak Pak di Toba kita tahu dengan luar biasa di Nias ada pagelaran internasional surfing tapi permasalahannya Pak akses infrastruktur untuk mendukung pariwisata itu sangat tidak mumpuni," kata Bobby.
Bahkan, Bobby menyinggung mengenai peletakan batu pertama pembangunan tol dalam kota untuk menunjang pariwisata di Medan. Hingga masa purna tugas Edy, menurut Bobby, simbol pembangunan itu tidak ada.
"Kami ingat Pak, Bapak pernah waktu itu peletakan batu pertama untuk tol dalam kota Medan Pak, selama saya jadi wali kota pak saya cari-cari kok tak ada batunya tak ada tolnya dan infrastruktur untuk pariwisata ini. Jadi pertanyaan kami seberapa penting untuk besarin kantor ini aspal rumah dinas Rp2 miliar Pak Kenapa Pak lebih milih ke situ daripada ke akses pariwisata," kata Bobby
Respons Edy
Edy menjawab pertanyaan Bobby tersebut dengan mengatakan bahwa Sumut memiliki potensi pariwisata yang lengkap. Di mana memiliki danau, gunung hingga laut. Sehingga pengelolaannya harus didukung pemerintah pusa
"Kita tahu pusat kita berterima kasih sama bapak Jokowi presiden Sumatera Utara Republik Indonesia yang telah memberikan super-super prioritas untuk Danau Toba inilah yang sedang kita gagas sama-sama kita lakukan menjalankan amanah ini kita besarkan memang alam itu begitu indah tapi bukan seperti membalikkan tangan langsung itu bisa kita ketahui bisa kita nikmati seperti Bali. Bali sudah sekian tahun mendahuluinya yang kedua ini ya betul Iya begitu indah dan ke depan itu yang harus kita gali potensi itu kita prioritaskan dia untuk kita jadikan salah satu potensi pariwisata begitu indahnya lautnya begitu besar ombaknya mudah-mudahan ke depan untuk itu Pilihlah kami berdua nanti akan kami lakukan itu," ujar Edy.