Timses Jokowi Soal Sentilan SBY ke Muzani: Dosis Keretakan Koalisi Prabowo Parah
SBY geram dengan ucapan Muzani. Lewat akun twitternya, SBY meminta Muzani mawas diri dan tak saling menyalahkan.
Hubungan Demokrat dan Gerindra tengah tidak harmonis. Hal ini berawal dari pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang menagih janji Demokrat untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga.
SBY geram dengan ucapan Muzani. Lewat akun twitternya, SBY meminta Muzani mawas diri dan tak saling menyalahkan.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding menilai cuitan SBY tersebut merupakan tanda masalah internal di tubuh koalisi Prabowo.
"Kalau melihat tweet yang disampaikan Pak SBY, itu artinya dosis keretakan koalisi adil makmur itu sudah dikatakan sudah sangat berbahaya dan parah. Tweet semacam itu disampaikan oleh pucuk pimpinan tertinggi dan tokohnya Demokrat artinya saya menduga sudah dosis yang luar biasa," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (16/11).
Sejatinya, Karding mengaku tidak terkejut akan adanya komentar SBY terkait 'tugas' partai pendukung pasangan calon nomor urut 02 itu. Menurutnya, sejak awal pembentukan koalisi tersebut dirasa tidak cukup adil bagi partai lainnya.
Seperti mencalonkan presiden dan wakil presiden dari partai berlambang burung Garuda tersebut. Meski dilihat secara administrasi, Sandiaga Uno tidak lagi Wakil Ketua Gerindra, tapi tak dipungkiri hal itu tetap hanya menguntungkan Gerindra.
Selain penentuan capres-cawapres, menurut Karding, sindiran Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief mengenai istilah 'Jenderal Kardus' merupakan indikasi awal koalisi Prabowo-Sandi tidak harmonis.
"Dari sisi politik bahwa koalisi ini memang sejak awal dapat dikatakan sudah bermasalah, adanya istilah mahar jenderal kardus dan seterusnya sebenarnya itu adalah tanda-tanda yang kedua," ujarnya.
"Diperparah oleh ketidakcanggihan Gerindra yang sesungguhnya cukup dengan dicalonkannnya Pak Prabowo itu sudah dahsyat, karena kemungkinan akan mendapatkan efek ekor jas. Tetapi ternyata kan yang dipasang untuk wakilnya juga Gerindra itu namanya Sandiaga Uno walaupun pura-pura keluar orang juga semua tahu," tukasnya.
Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Muzani sempat mengungkap, SBY berjanji akan mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
SBY mengakui, sebenarnya dirinya tak harus tanggapi pernyataan Muzani. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng terpaksa merespons.
"Daripada menuding dan menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yang sembrono, justru merugikan. Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung untuk kampanyekan saya," tulis SBY dalam akun Twitter-nya, @SBYudhoyono dikutip merdeka.com, Kamis (15/11).
SBY menjelaskan, dalam pilpres yang paling menentukan Capres-nya. Capres adalah super star. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Dia menilai, saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan.
"Kalau jabaran visi-misi itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi," kata SBY lagi.
Baca juga:
Sepakat Kritik SBY dan Mega, Fahri Tantang Prabowo Aktif Berkampanye
Timses Jokowi: Tim Ekonomi Prabowo Lemah, Cuma Kritik Tapi Sulit Bikin Program
Demokrat 'Gerah' Lihat Manuver Politik Sandiaga Uno?
Kubu Prabowo Nilai Penerbitan Perda Syariah sesuai Kearifan Lokal
Sandiaga Janji pada SBY dan AHY untuk Bantu Besarkan Demokrat