Timses sebut pendukung Ahok-Djarot merupakan pemilih rasional
Timses sebut pendukung Ahok-Djarot merupakan pemilih rasional. Mayoritas pemilih Jakarta diyakini sebagai pemilih yang cerdas. Pemilih cerdas ini adalah pemilih rasional yang menjadikan kinerja, rekam jejak dan kemampuan sebagai preference dalam menentukan pilihan dalam pilkada mendatang.
Mayoritas pemilih Jakarta diyakini sebagai pemilih yang cerdas. Pemilih cerdas ini adalah pemilih rasional yang menjadikan kinerja, rekam jejak dan kemampuan sebagai preference dalam menentukan pilihan dalam pilkada mendatang.
"Saya yakin masyarakat Jakarta adalah masyarakat yang cerdas. Maka di Jakarta ada politik warga," kata Juru bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot Maruarar Sirait saat menjadi narasumber rilis hasil survei Poltracking di Menteng, Jakarta, Kamis (19/2).
Politik warga ini, jelas Maruarar, terlihat jelas dari partisipasi publik untuk terlibat aktif dalam proses politik pilkada. Maka banyak orang misalnya membeli baju sendiri baju kotak-kotak atau menggelar berbagai event seperti gala dinner untuk menarik dukungan.
"Saya senang karena hingga saat ini pemilih Ahok-Djarot adalah pemilih yang rasional, bukan pemilih psikologis atau pemilih sosiologis," kata Maruarar.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Poltracking Hanya Yudha mengatakan bahwa pemilih Ahok-Djarot memang didominasi pemilih rasional. Sementara pemilih psikologis karena alasan emosinal seperti misalnya memilih karena ganteng, banyak berada di pasangan Agus-Sylvi. Pemilih Anis-Sandi didominasi pemilih sosiologis.
Survei ini, jelas Hanta, dilaksanakan pada tanggal 9-13 Januari 2017 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 800 orang dengan margin off error kurang lebih 3,46 persen. Sementara tingkat kepercayaan berada di angka 95 persen.
Secara umum, kata Hanta, dari periode November ke Januari ini semua calon mengalami trend kenaikan elektabilitas. Kenaikan Agus-Sylvi sangat lamban dari 27,92 persen ke 30,25 persen. Sementara kenaikan Ahok-Djarot sangat signifikan dari 22 persen menjadi 28,88 persen. Pun demikian dengan Anis-Sandi dari 20,42 persen menjadi 28,63 persen.
"Melihat tren yang ada, belum bisa disimpulkan siapa pemenang Pilkada DKI Jakarta mendatang," katanya.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
Baca juga:
Survei: Head to head, Ahok-Djarot kalah & Anies-Sandi selalu menang
Ini peta kekuatan 3 kandidat cagub-cawagub di DKI Jakarta
Ahok wacanakan bangun bioskop di pasar tradisional
Poltracking: Kenaikan elektabilitas Anies-Sandi di atas Agus & Ahok
Poltracking: Pilgub dua putaran, Anies kalahkan Agus ataupun Ahok