TKN Klaim Jokowi Selera Publik, Prabowo Belum Mampu Rebut Kepercayaan Rakyat
Jokowi selalu memenangkan berbagai kontestasi politik dari tingkat daerah hingga pusat. Sedangkan Prabowo dua kali gagal di Pilpres 2009 dan 2014.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengomentari hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf sejauh ini masih unggul dan berselisih 23 persen dari pasangan Prabowo-Sandi. Anggota TKN, Maruarar Sirait menyampaikan, secara fundamental, Jokowi memiliki banyak nilai positif sehingga tidak salah jika hasil surveinya selalu unggul.
"Dari kepribadian santun, tapi tegas. Kemudian juga kinerja-kinerja, prestasi terukur," kata dia di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
Maruarar mengatakan selama ini Jokowi-Ma'ruf selalu diserang dengan berbagai hoaks seperti pro asing dan konglomerat. Namun tuduhan itu dibalas dengan program nyata seperti menurunkan pajak dan menurunkan bunga pinjaman bagi UMKM. Selain itu, menurutnya, nilai lebih Jokowi juga pernah memenangkan berbagai kontestasi politik dari tingkat daerah, provinsi dan nasional.
"Dalam proses kita tahu Pak Jokowi mengikuti kompetisi politik dipilih oleh rakyat langsung itu dua kali walikota, kemudian gubernur di Jakarta dan Pilpres pertama 2014. Pokoknya Pak Jokowi itu selera publik lah. Belum pernah kalah dalam rangka kompetisi merebut kepercayaan publik," jelasnya.
"Sementara Pak Prabowo dalam sejarahnya kan 2009, 2014 sudah pernah maju (calon) wapres dan presiden, dan memang realitanya Pak Prabowo belum pernah mampu merebut kepercayaan rakyat, itu kan fakta-faktanya. Tentu ada kelebihan Pak Prabowo, ada kelebihan Pak Jokowi, ada kekurangannya," lanjutnya.
Politikus PDIP ini melanjutkan, kendati saat ini Jokowi dan Prabowo bersaing sebagai capres, tapi bukan tidak mungkin Gerindra bakal masuk ke pemerintahan ketika misalnya Jokowi yang terpilih menjadi presiden. Dia pun yakin kedua kubu bisa bersatu kendati banyak memiliki pandangan berbeda dalam politik.
"Ini pandangan saya pribadi ya, bukan tidak mungkin ketika pihak kami menang bisa saja misalnya Gerindra masuk bekerja sama dalam pemerintahan," ujarnya.
Prabowo dan Jokowi, lanjutnya, adalah dua tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Hal ini tercermin dari dinamika di tingkat nasional maupun daerah.
"Jadi kalau kita mengkaji dengan cermat dan objektif kita bisa mengakui bahwa politik Indonesia hari ini dari segi elektabilitas dan kepercayaan publik yang paling dipercaya adalah Jokowi dan Prabowo. Karena menurut saya kalau kita sepakat bersatu bisa saja bersatu dalam satu pemerintah," tutupnya.
SMRC merilis hasil survei terkait dukungan calon presiden dan integritas penyelenggara Pemilu evaluasi publik nasional. Selain mensurvei keyakinan publik terhadap penyelenggara Pemilu baik Pemilu dan Bawaslu, SMRC juga merilis hasil survei terkait sikap partisan pilihan presiden dan wapres.
Hasilnya, pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf unggul 54,9 persen dari pasangan Prabowo-Sandi yang hanya mendapatkan suara 32,1 persen. "Pertanyaannya seandainya pemilihan presiden dilaksanakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu atau Bapak pilih di antara dua pasangan calon presiden dan wakil presiden berikut. Hasilnya 54,9 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf dan 32,1 persen memilih pasangan Prabowo. Sementara 13 persen menjawab tidak tahu atau rahasia," kata Direktur SMRC, Denny Irfan, saat rilis hasil survei di Cikini, JakartaPusat, Minggu (10/3).
Baca juga:
Modal 3 Kartu, Jokowi Yakin Kalahkan Prabowo di Jawa Barat
TKN Tegaskan Hubungan Personal Jokowi dan Prabowo Tetap Baik
Kampanye Terbuka, Timses Jokowi Siap Habis-habisan di 34 Provinsi
Andalkan Menantu Jokowi, Ma'ruf Amin Yakin Kontestasi Suara di Sumut Berubah
Survei SMRC: Jokowi Tinggalkan Prabowo dengan Selisih Suara 23 Persen