Wasekjen PAN Nilai Prabowo Seolah Pergi Tanpa Pesan
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menilai, seharusnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengundang para elite parpol pendukungnya untuk dimintai pendapat sebelum bertemu Presiden terpilih Joko Widodo.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menilai, seharusnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengundang para elite parpol pendukungnya untuk dimintai pendapat sebelum bertemu Presiden terpilih Joko Widodo.
"Semestinya, sebelum bertemu Jokowi, Prabowo mengundang terlebih dahulu para pendukungnya. Mulai dari tokoh parpol sampai pada simpul-simpul masyarakat yang ada," kata Saleh seperti dilansir Antara di Jakarta, Minggu (14/7).
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
Menurut dia, elemen pendukung Prabowo sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Elemen pendukung Prabowo-Sandi tidak sekadar memberikan suara pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, namun rela berkorban waktu, logistik dan finansial.
"Selain itu, Prabowo juga secara khusus perlu bicara dengan tokoh-tokoh agama yang mendukungnya selama ini," ujarnya.
Menurut dia, sudah menjadi fakta bahwa kehadiran para tokoh agama di barisan pendukung Prabowo-Sandi sangat besar pengaruhnya dalam mendulang suara pasangan tersebut di Pilpres 2019. Bahkan, mereka mengadakan beberapa kali ijtima ulama untuk mendukung Prabowo-Sandi.
"Tentu sangat tidak baik jika mereka ditinggalkan begitu saja, ajaklah mereka bicara dan dengar apa kata mereka. Kenapa ketika pilpres yang begitu ketat, Prabowo selalu datang dan mendengar mereka, lalu setelah selesai begini kok malah seakan pergi tanpa pesan?," katanya.
Menurut Saleh, partai politik yang pernah bergabung dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur, belum diajak bicara sebelum Prabowo bertemu Jokowi. Saleh menduga, bisa jadi karena Koalisi Indonesia Adil Makmur sudah dibubarkan sebelumnya. Karena itu dirinya mempersilakan masyarakat yang menilai.
"Tetapi atas semua itu, pertemuan tersebut tetap perlu diapresiasi, semoga saja bisa membawa keteduhan. Semoga saja Prabowo akan mengajak dan mendengar mereka-mereka yang selama ini ikhlas mendukungnya," katanya.
Baca juga:
Sekjen NasDem: Pertemuan Jokowi dan Prabowo Bukan Bagi-Bagi Kekuasaan
Sekjen PPP Harap Prabowo Hadiri Pidato Politik Jokowi
Pertemuan Jokowi-Prabowo Dorong Stabilitas Ekonomi RI
Makna Filosofis Pertemuan Jokowi dan Prabowo di MRT Versi Ketua DPR
Ketua DPR: Jokowi dan Prabowo Akhiri Rivalitas Pilpres Dengan Cara Elegan
Prabowo Dikabarkan Bakal Hadir Pidato Visi Misi Jokowi dan Ma'ruf Amin