Yusril desak Jokowi agar tak lindungi Ahok
Aksi demonstrasi damai yang berlangsung Jumat (5/11) kemarin berakhir ricuh. Polisi langsung menembaki massa dengan gas air mata setelah dilempari dengan batu maupun botol minuman, serta pukulan kayu. Tiga mobil milik kepolisian dan TNI dibakar, pembakaran juga terjadi di beberapa titik lainnya.
Aksi demonstrasi damai yang berlangsung Jumat (5/11) kemarin berakhir ricuh. Polisi langsung menembaki massa dengan gas air mata setelah dilempari dengan batu maupun botol minuman, serta pukulan kayu. Tiga mobil milik kepolisian dan TNI dibakar, pembakaran juga terjadi di beberapa titik lainnya.
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menilai, kejadian itu tak lepas dari sikap pemerintah yang seakan diam terhadap penistaan agama, dan pelakunya harus dihukum. Sebab, jika dibiarkan maka bisa menimbulkan gejolak baru, dan agama akan semakin dilecehkan seperti yang terjadi di media sosial.
"Persoalan agama itu adalah persoalan sensitif yang dapat memicu pergolakan sosial dan politik di negara kita. Di negara lain mungkin tidak. Persoalan agama tidak bisa dibarter dengan kepentingan politik sesaat jenis apapun, karena dapat berakibat fatal yakni terpecah-belahnya kita sebagai sebuah bangsa," ujar Yusril dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Sabtu (5/11).
Menurutnya, demo besar tidak akan terjadi jika sejak awal penegak hukum mengambil langkah hukum yang tegas terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, aparat seperti tidak berdaya karena Ahok terkesan dilindungi Presiden Joko Widodo.
"Para pendemo dan umat Islam sejak awal ingin demo damai. Janji Jokowi akan menindak tegas Ahok dan beliau akan tetap di istana, menerima dengan baik wakil-wakil demonstran, akhirnya buyar karena Presiden pergi ke Cengkareng (Banten) untuk sesuatu yang tidak begitu penting. Wapres Jusuf Kalla yang akhirnya menerima wakil demonstran, tak cukup memuaskan para peserta demo," lanjutnya.
Gara-gara itu, sebagian pendemo tetap bertahan dengan harapan dapat bertemu Presiden. Namun pertemuan itu tidak terjadi sampai Sabtu (5/11) pagi. Padahal, rusuh sudah terjadi di beberapa titik wilayah Jakarta. Presiden yang dicitrakan dekat dengan rakyat, dinilainya menghindar dari rakyatnya sendiri.
Dia juga mengomentari janji Wapres Jusuf Kalla untuk menuntaskan penyelidikan dugaan penistaan agama oleh Ahok selama dua minggu. Rentang waktu itu dinilai cukup lama.
"Dalam dua minggu ini berbagai hal tak terduga bisa saja terjadi. Pemerintah harus mempercepat proses ini. Jika tidak ada langkah nyata, demo lebih besar bukan mustahil akan terjadi," katanya.
Baca juga:
Yusril: Umat Islam hendaknya menerima permohonan maaf Ahok
Yusril sebut demo 4 November akibat Ahok kurang tulus minta maaf
Kasus korupsi PT PWU, Dahlan tak tunjuk Yusril sebagai kuasa hukum
Yusril minta kasus penistaan Al Maidah diserahkan ke polisi
Yusril: Polisi mengada-ada tolak laporan dugaan penistaan agama Ahok
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Siapa yang ikut demo di KPU selain Mayjen Purn Sunarko? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Kapan Mayjen Purn Sunarko ikut demo di KPU? Kedatangan Sunarko untuk menyampaikan protes terhadap hasil pemilu Pemilu 2024.Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko tidak ingin banyak bicara perihal salah mantan Danjen Kopassus ikut dalam barisan demo.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang ikut berdemo di depan gedung DPR RI? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.