Zulhas Klaim Ridwan Kamil Sudah Disepakati Maju di Pilkada Jakarta, Airlangga Tegaskan Tunggu Survei
Zulhas Klaim Ridwan Kamil Sudah Disepakati Maju di Pilkada Jakarta, Airlangga Tegaskan Tunggu Survei
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas yang menyebut semua partai Koalisi Indonesia Maju sepakat mendukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.
- VIDEO: Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Tak Mau Sepelekan Lawan Singgung Kotak Kosong
- Ridwan Kamil: Saya Ditugaskan Golkar Untuk Pilgub Jakarta
- Ridwan Kamil dan Babah Alun Datangi Kediaman Dinas Airlangga Hartarto di Tengah Isu Pilkada Jakarta
- Bantah Zulhas, Golkar Sebut Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta Masih Didiskusikan
Zulhas Klaim Ridwan Kamil Sudah Disepakati Maju di Pilkada Jakarta, Airlangga Tegaskan Tunggu Survei
Airlangga menegaskan bahwa partainya belum memutuskan posisi Ridwan Kamil apakah akan bertarung di Jakarta atau Jawa Barat. Sebab, Partai Golkar menunggu survei terakhir.
"Ya pertama tentu DKI Jakarta kita masih menunggu survei terakhir," kata Airlangga, di Widya Chandra, Jakarta, Rabu (19/6).
Airlangga menegaskan, keputusan nasib Ridwan Kamil akan diputuskan bersama-sama. "Dan tentu nanti kita akan putuskan secara bersama," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengusulkan nama Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta.
Usulan itu disampai-kan saat pertemuan para ketua umum parpol dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir Mei lalu
Zulhas mengatakan salah satu pembicaraan dalam pertemuan itu adalah Pilkada Serentak 2024. Dia menyebut ketum-ketum parpol setuju dengan nama RK.
"Ya, saya mengusulkan Ridwan Kamil di Jakarta, semua setuju," kata Zulhas di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/6).
Zulhas mengatakan forum itu baru membahas nama calon gubernur. Belum ada penentuan nama calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Dia mengaku sempat bertanya ke Presiden Jokowi tentang kemungkinan Kaesang Pangarep menjadi calon wakil gubernur DKI. Namun, Presiden Jokowi menolak usulan itu.
"Pak Presiden bilang jangan, tapi kan partai-partai perlu. Perlu apa? Agar bisa menang," imbuhnya.