2 tahun lagi bakal ada transplantasi kepala, apakah mungkin?

Ahli saraf: Itu adalah penyiksaan yang lebih kejam dari kematian.

Sebuah studi terbaru ini cukup menggemparkan di dunia medis. Betapa tidak, seorang neuroscientist asal Italia, Sergio Canavero mengungkapkan bahwa dirinya tengah mempersiapkan sebuah terobosan baru untuk transplantasi kepala!

Bagaimana mungkin?

Menurut Men's Health (27/04), Canavero kini tengah mempersiapkan aksinya tersebut dalam waktu dua tahun tahun ke depan. Dia akan melakukan transplantasi kepala kepada seorang pria asal Rusia bernama Valeri Spidonov untuk dipasangkan dengan tubuh orang lain. Transplantasi tersebut dikatakan untuk memberinya fungsi tubuh yang kini telah digerogoti oleh penyakit Werdnig-Hoffmann, kelainan genetik pada otot jaringan.

Namun pernyataan atas studi dan praktik yang akan dilakukan Canavero ditentang oleh beberapa ahli. Menurut Dr. Shaheen Lakhan seorang ahli bedah saraf mengungkapkan bahwa tidak ada cara untuk memvalidasi protokol pada manusia tanpa benar-benar melakukan prosedur.

"Sampai saat ini, upaya tersebut telah dilakukan pada hewan dan hasilnya sangat tidak menjanjikan. Mereka bahkan lumpuh dan tak lama kemudian meninggal. Percobaan pada manusia? Sepertinya itu sangat fiksi." ujar Lakhan.

Menghubungkan antara otak dan tubuh (asing/ bukan tubuh sebenarnya) sangatlah sulit dan nyaris mustahil. Penyatuan pembuluh darah dan saluran udara (relatif) bisa direalisasikan, namun bagaimana dengan bagian yang lain?

"Penyatuan dari sumsum tulang belakang setelah transplantasi tidak pernah terbukti menghasilkan pemulihan neurologis fungsional pada manusia. Hal itu tidak akan bisa terjadi hubungan antara otak dengan tubuh. Tidak hanya mustahil untuk bergerak, bahkan manusia itu tidak akan bisa bernapas, mati rasa, serta tidak dapat mengontrol buang air besar dan kecil. Adakah kemungkinan hidup di sini? Tidak!"

Diprediksi, Spidonov (sang pasien) hanya akan bisa berkomunikasi dengan berkedip dan hidup bergantung pada alat-alat medis. Lakhan menyebut itu adalah penyiksaan yang lebih kejam dari kematian.

Lebih lanjut, Lakhan mengatakan bahwa apa yang ingin dilakukan oleh Canavero sejauh ini hanya bersifat ulasan, bukan riset asli. Lantas menurut Anda, mungkinkah ini terjadi?