Adakah Bahaya yang Muncul Bagi Perokok Pasif Asap Vape?
Menurut ahli toksikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Sho'im Hidayat, HPHC (Harmful and Potentially Harmful Constituents)--kandungan yang dapat berpotensi bahaya--yang dimiliki uap rokok elektrik jauh lebih rendah ketimbang asap dari rokok konvensional.
Belakangan ini, sejumlah dampak dari vape telah banyak diteliti dan dipublikaskan. Dampak buruk dari rokok elektrik ini ternyata tak berbeda jauh dengan rokok konvensional.
Pada perokok pasif yang terkena asap dari vape ini, apa yang bakal terjadi? Apakah dampak yang dapat terjadi sama berbahayanya dengan asap rokok konvensional?
-
Apa saja bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan tubuh? Berikut ini adalah beberapa bahaya rokok elektrik bagi kesehatan tubuh: 1. Paparan Nikotin 2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis 3. Risiko Kesalahan Penggunaan 4. Terserang Popcorn Lung 5. Pneumonia Lipoid 7. Pengaruhi Kondisi Gigi dan Gusi 8. Dampak Jangka Panjang yang Belum Diketahui
-
Bagaimana cara rokok elektrik bekerja? Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang mengandung nikotin, flavoring, dan bahan kimia lainnya menggunakan baterai. Proses pemanasan ini menghasilkan aerosol yang kemudian dihirup oleh pengguna, mirip dengan cara merokok rokok konvensional namun tanpa menghasilkan asap yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Dengan demikian, rokok elektrik tidak hanya menciptakan pengalaman merokok yang lebih bersih secara visual, tetapi juga mengurangi paparan terhadap zat-zat kimia yang ditemukan dalam asap rokok konvensional.
-
Bagaimana elektrolit membantu tubuh? Elektrolit sangat berguna untuk menghidrasi tubuh dan dibutuhkan untuk proses dasar tubuh seperti di fungsi saraf dan otot, pengeluaran hormon, serta keseimbangan pH darah.
-
Mengapa penting untuk menghindari rokok dalam cara hidup sehat awet muda? Perlu dipahami bahwa merokok dapat memicu munculnya kerutan dan garis halus pada kulit, baik di sekitar mulut atau mata. Selain itu, rokok juga dapat memicu noda kusam pada gigi yang mengganggu penampilan.
-
Siapa saja yang terdampak oleh bahaya rokok elektrik? Penggunaan rokok elektrik terus meningkat di berbagai belahan dunia, menciptakan tantangan baru dalam kebijakan kesehatan masyarakat dan regulasi tembakau. Sementara para pendukung rokok elektrik menganggapnya sebagai alat bantu untuk menghentikan kebiasaan merokok konvensional, kritikus khawatir bahwa popularitas rokok elektrik dapat memperkenalkan generasi baru pada nikotin dan bahaya kesehatan yang terkait dengannya.
-
Kenapa rokok berdampak buruk bagi kesehatan mulut? Rokok adalah faktor risiko utama untuk berbagai penyakit mulut yang serius, termasuk kanker mulut, gigi berlubang, penyakit gusi, bau mulut, dan masalah estetika.
Menurut ahli toksikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Sho'im Hidayat, HPHC (Harmful and Potentially Harmful Constituents)--kandungan yang dapat berpotensi bahaya--yang dimiliki uap rokok elektrik jauh lebih rendah ketimbang asap dari rokok konvensional.
"Dari penelitian-penelitian di luar negeri, kandungan HPHC rokok elektrik jauh lebih rendah. Bahkan sampai 90 persen lebih rendahnya," ucap dr Sho'im.
"Yang keluar dari vape itu dalam bentuk uap, istilahnya non smoke aerosols. Ini berasal adanya pemanasan semua zat. Prosesnya, hanya menguap. Semacam uap seperti kita memasak air. Kan ada uap di atasnya ya."
Belum Bisa Dipastikan
Dokter spesialis penyakit dalam, Kadek Dian Lestari juga menyampaikan, risiko perokok pasif yang menghirup uap vape akan lebih rendah jika dibandingkan dengan asap rokok.
"Yang elektronik itu kan dipanaskan. Bisa dikatakan tidak mengandung TAR--senyawa yang menimbulkan risiko kanker. Beda dengan asap rokok konvensional yang mengandung TAR. Jadi, risikonya lebih berkurang," jelas Kadek.
Walaupun bisa dibilang paparan uap vape lebih rendah, Kadek tetap menekankan, sampai saat ini belum ada penelitian di Indonesia terhadap bahayanya vape. Perlu ada penelitian mendalam tentang vape.
"Untuk perokok pasif, sebenarnya saya pun belum bisa memastikan lebih rendah atau tidak. Baru mengacu dari penelitian di luar negeri saja. Setelah ada penelitian vape, barulah bisa menjawab bahaya uap vape," tandas Kadek.
Reporter: Fitri Haryanti Harsono
Sumber: Liputan6.com