Jangan Salah! Pahami Dulu Sejumlah Hal Terkait HIV/AIDS Ini
“AIDS adalah stadium terminal dari infeksi HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV belum disebut AIDS, tapi dia sudah mengalami HIV positif. Seiring berjalannya waktu bisa menjadi AIDS,” kata dr. Juanli, RFP, AWP saat ditemui di acara Donor Darah Massal, Unika Atma Jaya, Jakarta Selatan.
1 Desember diperingati setiap tahun sebagai hari AIDS Sedunia. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) ini sendiri adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefienciency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Orang yang terinfeksi AIDS disebut ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Mereka yang didiagnosis AIDS pasti sudah tertular HIV.
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Kenapa kita memperingati Hari AIDS Sedunia? Peringatan tersebut digelar dengan tujuan untuk memberikan edukasi betapa pentingnya meningkatkan kesadaran akan penyakit HIV/AIDS. Di samping itu, peringatan tersebut juga bertujuan untuk memberi dukungan kepada siapa saja yang sedang berjuang dengan penyakit HIV/AIDS.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Apa saja yang dirayakan pada Hari AIDS Sedunia? Peringatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi pentingnya upaya pencegahan serta pengobatan HIV dan AIDS. Peringatan Hari AIDS Sedunia juga bertujuan untuk mengenang mereka yang meninggal akibat penyakit mematikan ini.
-
Apa tujuan utama dari peringatan Hari AIDS Sedunia? Peringatan ini bertujuan untuk mengenang mereka yang meninggal akibat penyakit berbahaya ini. Selain itu, peringatan ini merupakan momen untuk edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS.
Ada tingkatan stadium pada invidu yang positif tertular HIV. AIDS merupakan stadium akhir.
“AIDS adalah stadium terminal dari infeksi HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV belum disebut AIDS, tapi dia sudah mengalami HIV positif. Seiring berjalannya waktu bisa menjadi AIDS,” kata dr. Juanli, RFP, AWP saat ditemui di acara Donor Darah Massal, Unika Atma Jaya, Jakarta Selatan.
Gejala HIV/AIDS
Juanli mengatakan, individu yang terkena HIV pada awalnya mungkin tak menunjukkan gejala. Atau gejala yang muncul tampak seperti tanda penyakit pada umumnya, seperti berkeringat di malam hari, flu, mengalami ruam merah di kulit, serta diare kronis.
Cek darah akan menjadi semacam skrining apakah seseorang tertular HIV atau tidak.
Saat pertama terkena HIV, mungkin tidak menunjukkan gejala. Nah, itu yang kadang sulit. HIV dapat diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan darah. Kalau dia tidak melakukan pemeriksaan darah, dia tidak akan tahu, kata dr. Juanli.
Penyebaran virus HIV dapat terjadi melalui pertukaran cairan tubuh terutama darah atau cairan mani, dan ibu yang menyusui.
Orang yang berisiko tinggi terkena HIV adalah orang yang suka gonta-ganti pasangan dan melakukan seks berisiko serta tidak menggunakan pengaman, pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik secara bergantian, dan trnfusi darah.
Mitos dan fakta penularan HIV/AIDS
Banyak mitos yang masih berkembang liar di masyarakat terkait HIV/AIDS yang menyebut bahwa HIV dapat menyebar lewat salaman dan ciuman. Hal ini lalu dibantah oleh dr. Juanli yang menyebut bahwa bersalaman dan ciuman dengan orang yang positif HIV adalah hoaks.
Jadi salaman tidak bisa menularkan HIV dan ciuman pun tidak, menggunakan toilet bersama juga tidak, tambah dr. Juanli.
Orang yang AIDS masih dapat melakukan hubungan badan dengan menggunakan pengaman. Namun, Juanli menyarankan bahwa orang yang positif AIDS perlu menghindari melakukan hubungan seksual agar tidak terjadi penularan.
Mereka masih bisa berhubungan seksual, cuma harus pakai pengaman. Kalau boleh diganti, bukan dengan penetrasi antara kelamin laki-laki dan perempuan. Namun dengan cara yang lain. Tapi sebaiknya dihindari, ucap Juanli.
Sementara, anak yang mendapatkan asupan ASI dari ibu yang positif AIDS sangat berisiko tertular. Disarankan ibu yang positif HIV memberikan anak susu formula agar tidak tertular HIV dari air susu ibu.
Seorang ibu yang HIV positif dilarang sangat untuk menyusui. Walaupun di satu sisi itu memang dilematis, namun di satu sisi itu untuk menghentikan penularan HIV, terang Juanli.
Orang dengan HIV/AIDS harus minum obat antivirus selama sisa hidupnya untuk bertahan dari virus yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan infeksi oportunistik.
Selain mengonsumsi obat anti HIV, orang dengan HIV/AIDS harus tetap menjaga pola hidup dengan baik. Dan yang terpenting adalah ODHA harus menyetop penyebarannya atau penularannya, kata dr. Juanli.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)