Kebiasaan Main Media Sosial Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B. Pulungan meminta agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap pengaruh media sosial pada anak.
Secara mental, penggunaan media sosial pada anak bisa menyebabkan perubahan sikap dan perilaku. Namun siapa sangka bahwa kebiasaan ini ternyata juga bisa menyebabkan gangguan pada hormon dan perkembangan anak.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B. Pulungan meminta agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap pengaruh media sosial pada anak.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Apa aja bahaya jajan sembarangan untuk kesehatan anak? Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan, Diare, Tipes, Kekurangan Gizi, Masalah Gigi, Radang Tenggorokan, Obesitas, Kerusakan Usus, Kematian.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
Aman mengatakan, akhir-akhir ini banyak pihak seperti pemerintah, yang meminta agar anak memanfaatkan media sosial dengan lebih sering. Padahal, dari kalangan kesehatan meminta agar paparan terhadap media sosial pada anak harus dibatasi.
"Kami dari kalangan kesehatan meminta agar orangtua membatasi anak memakai media sosial," kata Aman dalam seminar media Hari Ulang Tahun IDAI ke-65 di Jakarta.
Pembatasan salah satunya dari durasi penggunaan yang berdampak pada kesehatannya. Ini dikarenakan media sosial bisa berpengaruh pada hormon anak.
Aman, yang juga memiliki keahlian di bidang endokrinologi anak mengatakan, hormon anak yang terganggu karena penggunaan media sosial, khususnya di malam hari, bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.
"Jadi kalau jam 8 malam ke atas, melatoninnya tinggi untuk tidur. Kalau dia melihat gawai, melatoninnya jadi turun," kata Aman menjelaskan.
Melatonin sendiri bisa turun akibat sinar biru dari penggunaan gawai. Kondisi ini membuat anak menjadi sulit untuk tidur.
"Kalau dia tidak bisa tidur, hormon lainnya terganggu," tambahnya.
Jika kebiasaan ini terus dilakukan, maka anak bakal mengalami kesulitan untuk tidur. Hal ini dapat mengganggu sistem hormonnya dan selanjutnya membuat pertumbuhan anak juga terganggu.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ibu Anak Tiga Miliki Jam Tidur yang Lebih Sebentar Dibanding Ibu Anak Lima, Kok Bisa?
Pilih Metode MPASI pada Anak, Perhatikan Sejumlah Hal Berikut Ini
Membaca Bersama Bisa Jadi Cara Orangtua dan Anak Membina Hubungan Baik
Begini Trik Nyaman Agar Anak Nyaman Melalui Perjalanan Menggunakan Pesawat
Konsumsi Makanan Olahan Ternyata Bisa Menyebabkan Munculnya Alergi pada Anak