Nyamuk Demam Berdarah Paling Rentan Serang Anak-Anak pada Hari Senin
"Kita membagi di atas 15 tahun dan di bawah 15 tahun. Sampai dengan kemarin (Minggu) hampir 90 persen terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Komposisi terbanyak anak usia 5 sampai 9," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Kuningan.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi pada seluruh provinsi di Indonesia menelan banyak korban usia anak. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono, mengatakan bahwa hampir 90 persen korban DBD anak terjadi pada usia di bawah 15.
"Kita membagi di atas 15 tahun dan di bawah 15 tahun. Sampai dengan kemarin (Minggu) hampir 90 persen terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Komposisi terbanyak anak usia 5 sampai 9," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Kuningan.
-
Kenapa nyamuk menghisap darah? Jawaban: Karena tidak punya uang untuk menghisap rokok.
-
Bagaimana cara mencegah demam berdarah? Salah satu cara yang paling terkenal dalam mencegah demam berdarah pada anak ialah dengan melakukan 3M atau menguras, menutup dan mengubur. Lantas, apa saja tanda-tanda demam berdarah pada anak dan bagaimana cara mencegahnya? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Healthline: Apa Itu Demam Berdarah pada Anak? Demam berdarah atau DBD adalah penyakit infeksi akibat virus Dengue yang menular melalui gigitan nyamuk. Biasanya, penyakit ini menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. Demam berdarah bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Apa itu demam? Demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas 37 derajat Celsius.
-
Kenapa "Gerbang Neraka" disebut demikian? Julukan "gerbang neraka" disematkan warga lokal karena ngerinya sejarah tempat ini.
Pada kesempatan itu, Anung membagikan tips untuk para orangtua guna mencegah terjadinya DBD di lingkungan sekitar. Menurut Anung, perilaku hidup bersih dan sehat tetap yang paling utama. Selain tentu saja, memastikan ada tidak ada jentik nyamuk di lingkungan rumah.
"Harus menghindari gigitan nyamuk dengan berbagai upaya, tidur dengan kelambu adalah salah satu upayanya. Kemudian, mengusir nyamuk dengan tanaman tradisional. Paling penting adalah tetap menjaga anak," kata Anung.
Anung juga mengingatkan agar orangtua memastikan lingkungan di sekitar tempat tinggal dan sekolah bebas jentik nyamuk. Serta pada hari Senin menghindari tempat-tempat yang tidak digunakan pada Sabtu dan Minggu.
Berhubung tidak ada aktivitas, banyak genangan air di tempat-tempat tersebut yang bisa menjadi tempat hidup jentik-jentik nyamuk. Ketika Sabtu-Minggu masih berupa jentik, di Senin sudah berubah menjadi nyamuk dewasa.
"Itu harus hati-hati. Karena pada dasarnya di situ seringkali nyamuk bisa kita temukan dalam jumlah banyak," ujarnya.
"Termasuk jentik-jentiknya yang sudah cukup banyak, yang bisa berubah dewasa," kata Anung menekankan.
Reporter: Aditya Eka Prawira
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Musim Hujan, Warga di Sejumlah Daerah Mulai Terserang DBD
Tempat-Tempat Persembunyian Nyamuk Demam Berdarah di Rumah
Cara Mencegah DBD dan Mengobati Demam Berdarah
Kasus DBD di Berbagai Daerah Indonesia Diprediksi Bakal Turun Pada Februari
Selain Fogging, Cara Apa yang Efektif untuk Memberantas DBD?
5 Cara Agar Rumah Tak Dimasuki Nyamuk Demam Berdarah
Tanpa Demam Tinggi dan Bintik Merah, DBD Ternyata Juga Bisa Muncul
Begini Cara Mudah Terhindar dari Demam Berdarah di Musim Hujan