Pahami Gejala Rinitis Alergi pada Anak: Cara Mengatasi Masalah Alergi yang Umum pada Anak
Masalah rinitis alergi pada anak bisa menunjukkan gejala khas yang perlu dipahami oleh orangtua.
Masalah rinitis alergi pada anak bisa menunjukkan gejala khas yang perlu dipahami oleh orangtua.
-
Kenapa anak-anak rentan terkena Rhinitis Alergi? Anak-anak rentan terhadap rhinitis alergi karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang dan lebih sensitif terhadap lingkungan sekitarnya.
-
Apa saja gejala yang umum dialami anak-anak yang terkena Rhinitis Alergi? Beberapa gejala umum rhinitis alergi pada anak antara lain: Hidung Berair: Salah satu gejala yang paling umum adalah keluarnya lendir dari hidung secara berlebihan. Hidung berair dapat menyebabkan iritasi di area hidung dan atas bibir.Bersin Berulang: Anak dengan rhinitis alergi seringkali mengalami serangkaian bersin-bersin yang dapat menjadi mengganggu.Hidung Tersumbat: Anak mungkin mengalami hidung tersumbat atau sesak, yang membuat bernapas menjadi sulit dan bisa mengganggu tidur. Gatal pada Hidung dan Mata: Rasa gatal di hidung dan mata merupakan gejala umum rhinitis alergi. Anak mungkin sering menggaruk hidung atau mata sebagai respons terhadap gatal tersebut.Mata Merah dan Berair: Rhinitis alergi dapat memengaruhi mata anak, menyebabkan mata menjadi merah, berair, dan terkadang gatal.Kesulitan Tidur: Gejala rhinitis alergi, seperti hidung tersumbat atau gatal, dapat mengganggu tidur anak, menyebabkan gangguan tidur dan kelelahan. Iritabilitas dan Gangguan Konsentrasi: Anak yang mengalami rhinitis alergi mungkin menjadi lebih rewel, mudah tersinggung, atau mengalami kesulitan berkonsentrasi di sekolah karena gejala yang mengganggu.
-
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan rinitis alergi? Dilansir dari Cleveland Clinic, rinitis alergi, juga dikenal sebagai hay fever, adalah reaksi alergi yang disebabkan oleh paparan alergen kecil di udara. Saat Anda menghirup alergen ini melalui hidung dan mulut, tubuh merespons dengan melepaskan histamin, suatu zat kimia yang memicu gejala alergi.
-
Apa saja gejala alergi yang bisa dialami anak? Gejala alergi pada anak bisa bervariasi, tergantung pada jenis alergen dan cara tubuh meresponsnya. Beberapa anak mungkin mengalami gejala kulit, seperti ruam, gatal-gatal, atau bengkak. Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi gastrointestinal, mual, muntah, atau diare. Reaksi alergi yang lebih serius, seperti anafilaksis, meskipun jarang terjadi, memerlukan perhatian medis segera.
-
Bagaimana caranya agar anak yang terkena Rhinitis Alergi bisa terhindar dari alergen pemicu? Lakukan uji alergi untuk mengidentifikasi alergen penyebab.Coba hindari atau mengurangi paparan anak terhadap alergen pemicu, seperti debu rumah, tungau debu, serbuk sari, bulu hewan, dan jamur.
-
Bagaimana cara mengatasi alergi dingin pada anak? Jika anak Anda mengalami gejala alergi dingin, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengatasinya: 1. Hindari paparan suhu dingin yang berlebihan Upayakan untuk menjaga anak Anda tetap hangat dan terhindar dari suhu dingin yang terlalu ekstrem. Pastikan anak selalu menggunakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan tutup bagian tubuh yang rawan terpapar suhu dingin, seperti tangan dan kaki. 2. Gunakan pelembapMenggunakan pelembap yang lembut dan bebas pewangi setelah mandi dapat membantu menjaga kelembapan kulit anak dan mengurangi risiko ruam dan gatal-gatal.3. Berikan antihistaminJika gejala alergi dingin anak cukup parah, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan antihistamin untuk meredakan reaksi alergi dan gejala seperti gatal-gatal dan ruam. 4. Konsultasikan dengan dokterJika Anda mengalami kesulitan mengatasi gejala alergi dingin anak, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan dapat memberikan diagnosis yang akurat dan memberikan pengobatan yang sesuai untuk anak Anda.
Orangtua Perlu Tahu! Ini 4 Gejala Khas Rinitis Alergi pada Anak
Menurut dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan dari RS UI, dr. Niken Lestari Sp. THTBKL Subs. AI(K), orangtua perlu memahami empat gejala khas dari rinitis alergi yang mungkin terjadi pada anak-anak mereka.
Keempat gejala khas ini meliputi bersin yang berulang, hidung yang gatal, hidung yang meler, dan hidung yang tersumbat. Gejala-gejala ini umumnya muncul pada waktu tertentu dan tidak disertai dengan demam.
"Kalau mengalami minimal dua dari empat gejala, bisa dicurigai kalau rinitis alergi, gejalanya muncul terutama malam dan pagi hari, bedanya dengan flu bisa pagi, siang, malam dan disertai demam, kalau rinitis muncul terutama malam dan siang hari tanpa demam," terang Niken dilansir dari Antara.
Selain gejala-gejala tersebut, terdapat juga gejala lain yang dapat terlihat dengan mata telanjang atau melalui pemeriksaan fisik, seperti adanya warna gelap di bawah mata akibat hidung yang tersumbat, seringnya anak mengernyitkan wajah, menggoyangkan hidung dan memejamkan mata karena merasa gatal, serta terlihat gigi bagian depan lebih menonjol karena seringnya bernapas melalui mulut.
"Selain gejala khas, bisa ditemukan gejala lain seperti telinga gatal atau rasa penuh, dapat ditemukan gangguan hidung, tidak peka penciuman, sakit kepala, tenggorokan langit-langit gatal, batuk dan gangguan tidur seperti mendengkur," tambah Niken.
Data dari WHO menunjukkan bahwa 35 persen anak mengalami rinitis alergi, dengan pemicu utama adalah zat alergen yang terhirup seperti tungau atau kutu debu rumah yang sering tidak terlihat di tempat tidur, sofa, atau karpet. Selain itu, alergen juga bisa berasal dari serbuk sari rumput dan pohon, serta bulu binatang seperti kucing dan anjing.
Untuk mencegah rinitis alergi menjadi masalah yang berkepanjangan, Niken menyarankan adanya kombinasi tata laksana, mulai dari menghindari alergen dengan mengontrol lingkungan, memberikan obat-obatan, hingga melakukan imunoterapi atau bahkan pembedahan jika diperlukan.
"Kalau di rumah diketahui alergennya tungau maka ngga bisa dihindari 100 persen karena dari serpihan kulit sehingga harus kontrol lingkungan sekitar kita, kamar di bersihkan seminggu sekali, binatang peliharaan nggak ga masuk ke kamar," katanya.
Selain itu, pasien juga disarankan untuk rutin membersihkan hidung dengan larutan garam 0,9 persen yang aman digunakan dalam jangka waktu yang panjang, serta menggunakan obat anti histamin atau anti alergi minimal selama 2 hingga 4 minggu sebelum evaluasi ulang dilakukan.
Pemeriksaan tambahan juga dapat dilakukan, seperti pemeriksaan THT terutama di hidung melalui endoskopi rongga hidung, dan tes alergi dengan tes kulit atau pemeriksaan kadar imunoglobulin E spesifik jika tes kulit tidak memungkinkan.
"Kalau tidak bisa dilakukan tes kulit, diperiksa darah kadar imunoglobulin E spesifik untuk pemicu yang dicurigai, kalau curiga alergi bulu maka pemeriksaan imunoglobulin E spesifik pada bulu," paparnya.