Terlalu sering ingin pipis? Waspadai 5 alasan ini
Merasa terlalu sering buang air kecil? Ungkap lima penyebabnya di sini!
Buang air kecil adalah salah satu kegiatan harian yang wajib untuk dilakukan. Hanya saja, terlalu sering membuang air menunjukkan ada yang tak beres dengan kandung kemih atau bagian tubuh lainnya.
Buang air kecil dengan interval yang dekat atau lebih dari 8 kali sehari, adalah kondisi yang tergolong sering buang air kecil. Nah, untuk memahami kondisi ini, penting untuk mengetahui penyebab sering buang air kecil. Seperti yang dilansir melalui prevention, berikut ini merupakan lima penyebab sering buang air kecil.
-
Kapan gejala penyakit ginjal muncul? Gejala penyakit ginjal dapat sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan seperti kelelahan dan nyeri punggung, hingga gejala yang lebih serius seperti pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, serta gangguan pada tekanan darah.
-
Mengapa pemahaman tentang penyakit ginjal sangat penting? Karena itu, pemahaman tentang penyakit ginjal sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Kenapa obat pereda nyeri bisa merusak ginjal? Hal ini bisa terjadi karena banyak painkiller dikeluarkan melewati ginjal, sehingga membuat kerja organ tersebut semakin berat. Walau begitu Nur menjelaskan bahwa terdapat jenis painkiller yang lebih aman untuk ginjal karena metabolisme tidak dilakukan di ginjal.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan ginjal? Berikut adalah beberapa cara efektif untuk menjaga kesehatan ginjal, Konsumsi Air yang Cukup: Memastikan asupan cairan yang cukup membantu ginjal dalam proses penyaringan limbah dan mencegah dehidrasi. Disarankan untuk minum air putih dalam jumlah yang memadai setiap hari, sekitar 8 gelas atau lebih, tergantung pada kebutuhan dan aktivitas tubuh. Jaga Pola Makan Sehat: Diet seimbang yang rendah sodium, gula, dan lemak jenuh dapat mengurangi beban kerja ginjal. Konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, serta batasi makanan olahan dan tinggi garam. Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik secara teratur membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengontrol tekanan darah. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda. Kontrol Tekanan Darah: Hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal. Monitor tekanan darah Anda secara rutin dan lakukan tindakan untuk menjaga tekanan darah tetap dalam rentang yang sehat, seperti mengurangi konsumsi garam dan rutin berolahraga. Kelola Diabetes dengan Baik: Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk mengontrol kadar gula darah dengan diet, obat-obatan, dan pengawasan medis yang tepat. Diabetes yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak ginjal secara perlahan. Hindari Penggunaan Obat yang Tidak Perlu: Beberapa obat, terutama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat merusak ginjal jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan dan hindari penggunaan obat yang tidak diperlukan. Periksa Kesehatan Ginjal Secara Berkala: Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit ginjal, seperti riwayat keluarga atau kondisi medis tertentu, lakukan pemeriksaan ginjal secara rutin. Tes darah dan urine dapat membantu mendeteksi masalah ginjal pada tahap awal. Hindari Alkohol dan Rokok: Alkohol dan rokok dapat membahayakan kesehatan ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi. Batasi konsumsi alkohol dan hindari merokok untuk menjaga kesehatan ginjal Anda. Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal serta kondisi lainnya seperti diabetes dan hipertensi. Menjaga berat badan dalam kisaran sehat melalui diet dan olahraga dapat mengurangi risiko tersebut. Perhatikan Kesehatan Saluran Kemih: Hindari penahanan urine terlalu lama dan pastikan untuk buang air kecil secara teratur. Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dengan cepat dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah perkembangan penyakit ginjal.
-
Apa saja jenis penyakit ginjal yang umum ditemui? Penyakit ginjal terdiri dari berbagai jenis, masing-masing dengan penyebab dan gejala yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis penyakit ginjal yang umum ditemui: Gagal Ginjal Akut (Acute Kidney Injury - AKI) Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan sering kali disebabkan oleh trauma, infeksi berat, atau reaksi obat. Kondisi ini memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan permanen pada ginjal. Gejala dapat mencakup penurunan produksi urine, pembengkakan, dan kelelahan. Gagal Ginjal Kronis (Chronic Kidney Disease - CKD) Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung selama periode waktu yang lama, sering kali sebagai akibat dari diabetes atau hipertensi. CKD dapat berkembang perlahan tanpa gejala yang jelas pada awalnya, tetapi seiring waktu dapat menyebabkan gejala seperti pembengkakan, kelelahan, dan gangguan tidur. Glomerulonefritis Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomeruli, yaitu bagian dari ginjal yang berfungsi menyaring darah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, atau kondisi medis lainnya. Gejala umum termasuk urine berdarah, pembengkakan pada wajah atau kaki, dan tekanan darah tinggi. Pielonefritis Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang biasanya disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini sering kali dimulai dari saluran kemih bawah yang menyebar ke ginjal. Gejala dapat mencakup nyeri pinggang, demam, mual, dan urine yang berbau tidak sedap. Sindrom Nefrotik Sindrom nefrotik adalah kondisi yang ditandai dengan kehilangan protein yang signifikan dalam urine, pembengkakan, dan kadar kolesterol tinggi dalam darah. Penyebabnya bisa bervariasi, termasuk penyakit ginjal primer seperti glomerulonefritis atau penyakit sistemik. Kista Ginjal (Polycystic Kidney Disease - PKD) PKD adalah gangguan genetik yang menyebabkan terbentuknya banyak kista berisi cairan di dalam ginjal. Kista ini dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan nyeri, hipertensi, dan gangguan pada fungsi ginjal. Nefrolitiasis (Batu Ginjal) Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal dan dapat menyebabkan nyeri hebat, darah dalam urine, dan gangguan pada aliran urine. Penyebab batu ginjal termasuk dehidrasi, diet tinggi kalsium, dan gangguan metabolisme. Hidronefrosis Hidronefrosis terjadi ketika saluran kemih yang mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih tersumbat, menyebabkan penumpukan urine dan pembengkakan ginjal. Ini dapat disebabkan oleh batu ginjal, pembesaran prostat, atau kelainan kongenital. Penyakit Ginjal Polikistik Ini adalah gangguan genetik yang mengakibatkan pembentukan kista yang berkembang di ginjal dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Kista ini mengganggu fungsi normal ginjal dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Sindrom Uremik Sindrom ini adalah kondisi parah yang terjadi akibat penumpukan limbah dalam darah karena fungsi ginjal yang tidak memadai. Ini dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, mual, dan gangguan mental.
Kandung kemih kecil
Kandung kemih adalah organ tubuh yang menampung air seni yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Sebagian besar kandung kemih menyimpan sekitar 500 ml cairan.
Jika kamu sering buang air kecil dan memproduksi kurang dari jumlah tersebut, maka kamu berada dalam kondisi yang tak stabil. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kondisi kandung kemih yang kecil.Â
Kabar baiknya, bagi kamu yang memiliki kandung kemih yang kecil dapat melatih tubuh untuk menahan lebih banyak cairan. Untuk melatih kandung kemih, para ahli menyarankan sesuatu yang disebut "timed voiding", dengan cara sebagai berikut:
- Buang air kecil setiap 30 menit selama 1-2 hari.Â
- Tambahkan 15 menit untuk hari selanjutnya: buang air kecil selama 45 menit selama 1-2 hari.Â
- Pada tahap ketiga, tetap tambahkan 15 menit hingga beberapa waktu kamu akan buang air kecil dengan normal.Â
Mengurangi asupan air
Saat kamu dilanda buang air tiada henti, hak yang sering terlintas di pikiranmu tentu saja kamu terlalu banyak minum air. Dengan begitu, kamu akan berusaha untuk mengurangi asupan air.
Sayangnya, apa yang kamu lakukan tersebut sangat tak baik buat kandung kemih. Saat kamu mengurangi asupan air, urin kamu akan menjadi lebih pekat dan lebih terkonsentrasi. Bagi kandung kemih, tak ada hal yang lebih menyebalkan dari hal ini.Â
Sebaliknya, jika kamu mengonsumsi air yang cukup, maka kamu akan menyimpan cairan yang lebih banyak. Ini akan membuat urin menjadi lebih encer dan sangat menguntungkan bagi kandung kemih.
Infeksi kandung kemih atau batu ginjal
Baik infeksi saluran kemih dan formasi kristal kecil yang dikenal dengan batu ginjal dapat mengiritasi kandung kemih. Kedua kondisi ini memengaruhi seberapa sering kamu buang air kecil.Â
Kedua kondisi ini juga bisa muncul dengan gejala lain. Gejala batu ginjal misalnya, penyakit ini menyebabkan rasa sakit pada bagian belakang atau sisi tubuh.
Sedangkan pada infeksi saluran kemih, beberapa gejala umum yang muncul adalah rasa yang sangat tak nyaman saat buang air kecil, dan keinginan untuk buang air kecil yang sangat tak tertahankan.
Menderita diabetes
Jika mengesampingnya penyebab lain, diabetes dapat menjadi pemicu kamu sering buang air kecil. Jika gula darah kamu tinggi, ginjal tak akan memproses semuanya, dan sisanya bisa ikut keluar melalui urin.Â
pada dasarnya gula akan menarik lebih banyak air keluar dari tubuh. Kondisi ini akan menghasilkan lebih banyak air urin.
Jadi, jangan heran jika kamu jadi pelanggan setia kamar mandi atau toilet dalam sehari. Jika diabetes adalah penyebabnya, maka permasalahan tak terletak pada kandung kemih, melainkan pada jumlah produksi urin.
Kandung kemih terlalu aktif
Jika kamu terlalu sering buang air kecil (lebih dari 8 kali sehari), bisa saja kamu mengalami apa yang disebut dengan kandung kemih terlalu aktif. Kondisi ini seringkali singgah pada wanita, seiring dengan pertambahan usia.Â
Wanita memiliki kecenderungan kondisi medis lain yang memengaruhi seberapa sering mereka harus mengunjungi kamar mandi. Kondisi ini termasuk masalah punggung, karena dapat menyebabkan dorongan tulang belakang pada saraf. Kondisi inilah yang membuat kandung kemih terasa penuh.
(mdk/SRA)