Bahrain Imbang dengan Australia Usai Kebobolan di Menit 90+6, Media Arab Ejek Karma Mereka
Gol di menit 90+6 mewarnai laga Bahrain vs Australia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang dianggap sebagai karma bagi Bahrain usai merugikan Indonesia.
Dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, terjadi momen dramatis ketika Bahrain harus puas dengan hasil imbang 2-2 melawan Australia di menit-menit akhir pertandingan. Pertandingan yang digelar di Bahrain National Stadium pada Rabu (20/11/2024) dini hari WIB ini membawa ironi tersendiri bagi tim The Reds.
Gol penyama kedudukan yang dicetak oleh Kusini Yengi pada menit ke-90+6 seakan menjadi "karma" bagi Bahrain, yang sebelumnya telah merugikan Timnas Indonesia dalam situasi serupa pada bulan Oktober lalu. Dalam laga kontroversial tersebut, Bahrain juga berhasil menyamakan skor di menit 90+9 saat menghadapi Garuda.
- Menpora Dito Sebut FIFA Minta Laga Indonesia vs Bahrain Tetap di Jakarta
- Stasiun TV Malaysia Tidak Mau Siarkan Laga Bahrain Vs Indonesia?
- Perang Bintang Bahrain Vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Malam Ini
- Peringkat Terbaru Australia di FIFA, Nasib Setelah Ditahan Imbang Indonesia dan Keok Lawan Bahrain
Menariknya, peristiwa ini menarik perhatian jurnalis asal Arab Saudi, Fayad, yang mengungkapkan sindiran mengenai nasib sial Bahrain melalui cuitan di media sosial. Ia menyebut kejadian ini sebagai pengulangan dari kisah dramatis yang pernah dialami oleh Indonesia. Dengan cuitannya, Fayad menyoroti bagaimana sejarah bisa terulang dan memberikan pelajaran berharga bagi tim-tim yang terlibat dalam kompetisi ini.
Bahrain dan Australia: Laga dengan Akhir yang Dramatis
Pertandingan antara Bahrain dan Australia dalam lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 berlangsung dengan sangat ketat dan penuh emosi. Bahrain berhasil unggul dengan skor 2-1 berkat dua gol yang dicetak oleh Mahdi Abduljabbar dalam waktu singkat, yaitu pada menit ke-75 dan ke-77. Namun, keunggulan yang diraih Bahrain tidak bertahan lama, karena Australia berhasil memanfaatkan waktu tambahan yang cukup panjang.
Kusini Yengi, striker muda berbakat dari Australia, mencetak gol keduanya pada menit 90+6, yang membuat kedudukan menjadi 2-2. Gol ini mengakhiri harapan Bahrain untuk meraih tiga poin yang sangat penting.
Meskipun Australia sempat tertinggal, mereka mampu menunjukkan semangat juang yang tinggi setelah sebelumnya mencetak gol cepat di menit pertama melalui Yengi. Usaha mereka hingga akhir pertandingan membuktikan bahwa strategi yang tepat hingga detik terakhir sangat krusial dalam kompetisi ini.
Karma Setelah Kontroversi Laga Bahrain vs Timnas Indonesia
Pertandingan antara Bahrain dan Australia mengingatkan banyak orang pada insiden yang melibatkan Bahrain saat berhadapan dengan Indonesia pada bulan Oktober lalu. Dalam laga tersebut, Bahrain berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit 90+9, yang jauh melebihi waktu tambahan yang ditetapkan oleh wasit keempat.
Fayad, seorang jurnalis asal Arab Saudi, menilai kejadian ini sangat ironis karena hanya sebulan sebelumnya, Bahrain mengalami situasi serupa. "Bulan lalu mereka (Bahrain) menyamakan kedudukan melawan Indonesia di menit 90+6. Hari ini, mereka kebobolan oleh Australia di menit yang sama," tulis Fayad di akun media sosialnya.
Hal ini memicu kemarahan di kalangan penggemar Indonesia yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit Ahmed Al Kaf, yang dianggap memberikan waktu tambahan yang tidak wajar. Di sisi lain, Bahrain mendapatkan kritik negatif terkait perilaku mereka di lapangan, yang dianggap sering mengulur waktu.
Posisi Bahrain di Grup C Semakin Sulit
Hasil imbang yang didapat Bahrain saat berhadapan dengan Australia menempatkan mereka dalam situasi yang sulit di klasemen Grup C. Sebelumnya, mereka sudah terperosok ke posisi keenam setelah Timnas Indonesia meraih kemenangan atas Arab Saudi sehari sebelum pertandingan ini.
Dengan tambahan satu poin dari laga melawan Australia, Bahrain masih belum dapat memperbaiki peringkatnya. Kemenangan dalam pertandingan ini sangat krusial untuk menjaga harapan mereka agar bisa lolos ke babak selanjutnya.
Situasi semakin rumit karena pada leg kedua melawan Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pada Maret 2025, federasi Bahrain telah mengajukan permohonan agar pertandingan dipindahkan ke tempat netral. Permintaan ini menimbulkan reaksi beragam dari berbagai pihak, terutama mengingat kontroversi yang terjadi pada pertemuan pertama.
Dampak Bagi Timnas Indonesia: Keuntungan Tak Terduga
Hasil imbang antara Bahrain dan Australia memberikan peluang positif bagi Timnas Indonesia. Dengan tambahan tiga poin setelah mengalahkan Arab Saudi 2-0, skuad Garuda kini menempati posisi ketiga dalam klasemen Grup C dengan total enam poin.
Performa Timnas Indonesia yang semakin kuat, terutama berkat sumbangan dua gol dari Marselino Ferdinan, menunjukkan adanya potensi yang besar dalam babak kualifikasi ini. Ketika rival utama mereka berbagi poin, kesempatan Indonesia untuk maju ke fase selanjutnya semakin terbuka lebar.
Namun, pelatih Shin Tae-yong tetap mengingatkan pentingnya menjaga fokus pada setiap pertandingan yang akan datang. "Kami harus terus bekerja keras dan tidak menganggap enteng siapa pun," ucapnya setelah pertandingan melawan Arab Saudi.
Reaksi Media dan Fans Asia Tenggara
Peristiwa yang melibatkan Bahrain, Australia, dan Indonesia ini telah memicu perdebatan hangat di platform media sosial. Banyak penggemar dari Asia Tenggara, terutama dari Indonesia, berpendapat bahwa insiden ini mencerminkan keadilan di lapangan sepak bola.
Cuitan Fayad yang menyebut "karma" Bahrain juga berhasil menarik perhatian publik, di mana banyak pengguna Twitter memberikan tanggapan yang lucu dan sarkastik. Salah satu pengguna menulis, "Jangan lupa injury time, selalu bawa kalkulator."
Tanggapan ini menunjukkan bahwa sepak bola di Asia kini semakin mendapatkan sorotan global, tidak hanya karena kualitas permainan yang ditampilkan, tetapi juga karena drama yang mengelilinginya.